Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permasalahan Air PAM di Kampung Baru Kubur Koja Belum Tuntas

Kompas.com - 08/10/2019, 08:08 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Baru Kubur Koja, Penjaringan, Jakarta Utara masih belum bisa menggunakan air PAM mereka.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Senin (7/10/2019), air PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) yang mengalir ke rumah-rumah warga memang sudah tidak lagi bewarna.

Namun, air yang keluar masih mengeluarkan bau busuk seperti bau got. Saat mulai tertampung cukup banyak, air terlihat keruh.

Meski sedikit membaik ketimbang waktu air berubah-ubah warna, warga masih belum berani menggunakan air tersebut.

"Ini air yang saya beli, saya pakai air yang ini," kata Darmiasih (52) sambil menunjuk baskom lain yang airnya tampak bening dan tidak berbau, Senin (7/10/2019)

Napsiah, warga RT 005/RW 015 juga menyampaikan bahwa kondisi serupa masih terjadi di kediamannya.

"Kemarin sore saya coba tampung, airnya butek," ujar Napsiah.

Baca juga: Air PAM di Kampung Baru Kubur Koja Belum Laik Pakai, Palyja Kirim 4 Kubik Air Bersih

Ia sempat menyimpan sampel air yang ia tampung pada Minggu (5/10/2019) sore itu kedalam sebuah botol. Dari botol itu terlihat, air yang tersimpan berwarna kehitaman.

Namun, warna yang terlihat bukan seperti air got, melainkan warna hitam yang dihasilkan ketika cat bercampur air.

Masih Butuh Waktu

Media Relation PT Palyja Ade Rifelino mengatakan, pihaknya masih mencari sumber yang mengakibatkan air mereka tercemar.

"Kita kan juga perlu waktu untuk memproses dan mencari (kebocoran)," ujar Ade saat dihubungi Kompas.com.

Sebelumnya, mereka telah menemukan lima titik kebocoran yang terjadi akibat pembuatan saluran air. Kebocoran di lima titik itu sudah mereka perbaiki sehingga kondisi air diklaim mulai membaik.

Baca juga: Palyja Minta Waktu Atasi Masalah Air di Kampung Baru Kubur Koja yang Keruh dan Berbau

Akan tetapi kondisi air masih belum laik untuk digunakan warga. Oleh karena itu pihaknya masih mencari sumber kebocoran lain dengan menggali pipa-pipa mereka yang tertanam didalam tanah.

"Misalkan dicoba digali, dicek kondisi jaringannya, kondisi air pipanya, disampling gimana kondisinya apakah sudah sesuai atau tidak dengan standar prosedur yang berlaku di kita. Itu lah aktivitas yang mereka (petugas lapangan) lakukan sekarang," ujar Ade.

Akan tetapi dirinya belum bisa menjamin sampai kapan penelusuran dan perbaikan itu berlangsung.

Diduga akibat tercemar limbah pabrik

Ade menduga, air yabg berubah-ubah warna itu terjadi karena pipa mereka yang bocor telah terkontaminasi limbah pabrik tekstil yang berada di sekitar lokasi.

"Mungkin karena pembuangannya itu, mereka buang saluran air atau segala macam. Memungkinkan air berubah warna itu karena usaha sablon atau tekstil itu. Itu baru dugaan kami," jelasnya.

Dijelaskan Ade, limbah yang dialirkan pelaku usaha ke saluran air perlahan merembes masuk ke pipa mereka yang bocor sehingga membuat air mereka berubah-ubah warna.

Namun, persoalan mengenai limbah itu bukanlah wewenang mereka. Mereka hanya fokus untuk memperbaiki kembali kondisi air mereka yang mengalir ke rumah warga.

Baca juga: Air PAM Berubah Warna di Penjaringan Diduga Terkontaminasi Limbah Pabrik

Sementara, ketua RW 015 Penjaringan Teddy juga menduga air berwarna itu berasal dari limbah. Namun, ia menduga sumber dari pencemaran itu merupakan limbah timbunan oleh industri-industri yang pernah menempati lokasi tersebut.

Hipotesa itu ia sampaikan karena pada suatu waktu, oli dan gas mengucur dari tanah ketika dilakukan penggalian untuk menanam kabel utilitas.

"Waktu itu saya heran, ini oli dari mana, apalagi gas tuh, kan kalau menyembur begitu ngeri ya," ucap Teddy saat ditemui di kediamannya.

Dugaannya, limbah-limbah berupa oli, cat dan lain-lain itu ditimbun oleh pabrik yang pernah beroperasi di sana. Seiring berjalannya waktu penampungan dari timbunan limbah itu bocor sehingga merembes ke pipa bocor Palyja.

Dugaan ini diperkuat dengan tidak ada lagi industri yang menggunakan zat pewarna di lokasi Kampung Baru Kubur Koja.

"Sekarang kan sudah jadi gudang semua itu," ucap Teddy.

Sediakan tandon air

Untuk mengantisipasi kebutuhan warga akan air bersih, Palyja menyiagakan empat tandon air yang masing-masingnya berkapasitas satu kubik air.

Tandon itu mereka isi setiap harinya dengan menggunakan mobil tangki.

"Jadi sudah ada di dua lokasi, yang pertama di RT 005 dan RT 007 RW 015. Masing-masing dua tandon," ucap Ade.

Pengiriman air bersih ini akan terus dilakukan hingga kondisi air PAM di Kampung Baru Kubur Koja kembali normal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com