Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Keluarga Vs Polisi, dari Penemuan Akbar Alamsyah hingga Dinyatakan Meninggal Dunia

Kompas.com - 12/10/2019, 08:10 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyebab dan kronologi kematian Akbar Alamsyah, korban demo pelajar di sekitar Gedung DPR pada 25 September 2019 lalu masih menjadi misteri.

Akbar meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat pada Kamis (10/10/2019).

Kendati demikian, pihak keluarga Akbar dan kepolisian memiliki kronologi kematian yang berbeda. Berikut paparannya:

Kronologi versi keluarga

25 September 2019

Akbar meminta izin kepada ibunya untuk menonton aksi unjuk rasa di kawasan Slipi. Ibunya sempat melarang Akbar untuk keluar rumah karena kondisi Jakarta kala itu sedang tidak kondusif.

Kendati demikian, Akbar tetap memutuskan untuk menonton aksi demonstrasi bersama dua temannya. Saat Akbar tengah menonton aksi demo itu, tiba-tiba Akbar dihampiri oleh polisi.

Baca juga: YLBHI: Kematian Akbar Alamsyah Harus Diungkap

Akbar dan dua temannya memilih untuk melarikan diri karena dihampiri oleh aparat kepolisian.

Dua teman Akbar berhasil melarikan diri, sementara Akbar tak diketahui keberadaannya sejak lari ke arah yang berbeda dari dua temannya itu.

26 September 2019

Pihak keluarga mulai mencari keberadaan Akbar. Rumah nenek Akbar tiba-tiba dihampiri oleh teman-teman Akbar. Mereka menginformasikan bahwa Akbar diamankan oleh aparat kepolisian.

Ibu Akbar, Rosminah pun memilih mendatangai Polda Metro Jaya untuk mencari keberadaan anaknya.

Namun, pencarian itu tak memberikan hasil. Rosminah langsung mencari anaknya ke Polres Jakarta Barat.

Baca juga: Isak Tangis Keluarga Mengantar Jenazah Akbar Alamsyah ke Peristirahatan Terakhir

Keluarga dan kerabat menghadiri prosesi pemakaman korban demo ricuh Akbar Alamsyah di Taman Pemakaman Umum (TPU) kawasan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (11/10/2019). Korban demo ricuh di DPR Akbar Alamsyah meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Kamis (10/10/2019) sekitar pukul 17.00 karena mengalami retak pada tempurung kepala.ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA Keluarga dan kerabat menghadiri prosesi pemakaman korban demo ricuh Akbar Alamsyah di Taman Pemakaman Umum (TPU) kawasan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (11/10/2019). Korban demo ricuh di DPR Akbar Alamsyah meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Kamis (10/10/2019) sekitar pukul 17.00 karena mengalami retak pada tempurung kepala.
Dia hanya menemukan nama anaknya tertera pada data orang-orang yang diamankan di Polres Jakarta Barat. Kendati demikian, Rosminah tak menemukan anaknya.

Polisi tak mengizinkan Rosmina bertemu anaknya tanpa penjelasan secara lugas apakah benar Akbar diamankan di Polres Jakarta Barat. Dia hanya diminta untuk kembali datang pada hari berikutnya, namun tanpa kepastian.

Oleh karena itu, Rosminah hanya menitipkan makanan dengan harapan bisa diberikan kepada Akbar.

"Saya tidak dikasih tahu anak saya di mana dan yang jaga di sana malah minta saya datang lagi esok harinya untuk cari anak saya,” ucap Rosminah, Rabu (9/10/2019).

Baca juga: Menangis Histeris di Pemakaman, Ibunda Akbar Alamsyah: Anak Saya Disiksa...

Rosminah pun memilih pulang ke rumah sembari menunggu informasi terkait keberadaan anaknya. Tiba-tiba, dia mendapatkan pesan berantai yang menginformasikan Akbar dirawat di Rumah Sakit Pelni, Slipi, Jakarta Barat.

Tak menunggu waktu lama, Rosminah langsung mendatangi Rumah Sakit Pelni. Hasilnya pun mengecewakan lantaran Akbar dikabarkan dirujuk ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Nah pas saya mau menemui anak saya ke (Rumah Sakit) Pelni katanya anak saya sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri," ujar Rosninah.

Baca juga: Kilas Balik Kisah Akbar Alamsyah, Hilang Usai Demo di DPR, Ditemukan Koma, dan Meninggal Dunia...

Rosminah langsung menyusul anaknya di Rumah Sakit Polri. Di sana, akhirnya dia bisa menemukan Akbar. Setibanya di Rumah Sakit Polri, Rosminah kaget melihat keadaan anaknya.

Kala itu, Akbar dalam keadaan koma. Namun, tak ada penjelasan dari dokter maupun polisi terkait kondisi Akbar.

"Wajah dan matanya lebam. Kepalanya sudah diperban katanya habis operasi tulang kepalanya yang patah," kata Rosminah.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Argo Yuwono di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2019)KOMPAS.com/WALDA MARISON Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Argo Yuwono di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2019)
Kronologi versi polisi

Polda Metro Jaya pun memberikan penjelasan terkait kronologi penemuan Akbar saat aksi unjuk rasa hingga dinyatakan meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

26 September 2019

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menjelaskan, salah satu anggota polisi dari Polres Jakarta Barat menemukan Akbar tergelatak di trotoar dengan kondisi terluka pada pukul 01.30.

Namun, tak dijelaskan secara detail kondisi dan jenis luka yang diderita Akbar kala itu.

Argo hanya mengungkapkan, anggota polisi tersebut menemukan Akbar ketika menyisir kawasan Slipi, Jakarta Barat usai terjadi kerusuhan oleh demonstran.

"Pukul 01.30 (26 September) ada anggota (bernama) AKP Rango yang bertugas di (Polres) Jakarta Barat menemukan seorang laki-laki (Akbar Alamsyah) tergeletak di trotoar," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2019).

Baca juga: Ibu Akbar Mempertanyakan, Mengapa Wajah Anaknya Lebam jika Jatuh dari Pagar DPR?

Selanjutnya, anggota polisi itu membawa Akbar ke Polres Jakarta Barat untuk mendapatkan perawatan medis di Urusan Kesehatan (Urkes).

Pukul 07.55, untuk pertolongan medis selanjutnya, Akbar dirujuk ke Rumah Sakit Pelni. Akbar hanya dirawat selama sehari di rumah sakit tersebut.

Pasalnya, Akbar kembali dirujuk ke rumah sakit lainnya yakni Rumah Sakit Polri Kramat Jati karena peralatan medis yang kurang memadai di Rumah Sakit Pelni.

Baca juga: Kontras: Polri Tidak Transparan Ungkap Kasus Akbar Alamsyah, Pernyataan Berubah-ubah

30 September 2019

Akbar hanya dirawat selama tiga hari di Rumah Sakit Kramat Jati sebelum dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto.

"(Akbar dirawat) sekitar tiga hari, kemudian pada tanggal 30 September (Akbar) dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat untuk dirawat," ujar Argo.

Namun, pada 10 Oktober 2019, Akbar dinyatakan meninggal dunia oleh tim dokter RSPAD.

Argo mengaku belum mendapatkan informasi dari pihak dokter terkait penyebab kematian korban. Dia hanya mengungkapkan, Akbar menderita luka pada bagian kepala.

"Kami dari Polri ikut belasungkawa dan berduka cita, semoga arwah diterima di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," ucap Argo.

Hingga kini, penyebab kematian Akbar masih menimbulkan teka-teki karena tak ada penjelasan secara detail dari pihak Kepolisian maupun dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com