Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Fakta Di Balik Kejamnya Pengasuh di Depok yang Aniaya Bocah Dua Tahun

Kompas.com - 18/10/2019, 09:38 WIB
Cynthia Lova,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang bocah berinisial YM berumur dua tahun mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan intensif saat ini di Rumah Sakit Hermina lantaran dianiaya TN (19), pengasuhnya sendiri.

Penganiayaan itu terjadi di rumah YM di kawasan Pondok Sukmajaya Permai, Sukmajaya, Depok.

Kapolresta Depok, AKBP Azis Ardiansyah mengatakan, TN, pengasuh yang jadi terduga penganiayaan itu saat ini sudah diamankan di Polresta Depok.

Saat ini TN sedang dalam pemeriksaan di Polresta Depok.

Berikut fakta di balik bocah yang dianiaya tersebut:

1. Pengasuh dan bocah YM sempat mengurung diri di kamar

Sebelum YM mengalami luka, YM sempat dua malam tidur bersama pengasuhnya, TN.


Ayah YM yakni F mengaku tak bertemu anaknya selama dua malam pada Kamis (10/10/2019) dan Jumat (11/10/2019). 

Dalam dua malam itu, TN tak membuka kamarnya. Dia malah menutup dan mengkunci rapat-rapat pintu kamarnya.

Baca juga: Bocah Dua Tahun yang Dianiaya Pengasuhnya di Depok Masih Dirawat di RS

Padahal setiap malam, anaknya itu selalu dipindahkan dari sebelumnya tidur di kamar pengasuhnya itu untuk pindah ke kamar tidurnya.

F sempat curiga karena selama dua hari dia tak bertemu anaknya secara langsung. F dan istrinya sempat mengetuk beberapa kali pintu kamar TN, namun tak dibuka.

“Akhirnya si mbaknya ditegur oleh istri saya sehingga baru pada Sabtu (12/10/2019) paginya ketemu sama anak saya dilihat udah penuh luka,” ujar F.

2. Pengasuh tak mengaku

Saat dilihat anaknya penuh luka, F pun menanyakannya kepada TN, pengasuhnya.

TN mengatakan, kalau anak terakhirnya luka-laka lantaran bertengkar dengan anaknya yang pertama berumur lima tahun.

F tak percaya begitu saja lantaran anak pertama dan keduanya tampak akrab.

Baca juga: Orang Tua YM Curiga karena Pengasuh Mengurung Diri 2 Malam Bersama Anaknya

“Lagian mana mungkin anak umur 5 tahuh (kakaknya) aniaya adiknya sendiri,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com