JAKARTA, KOMPAS.com - NP (21), seorang ibu yang menganiaya anak balitanya ZNL (2) hingga tewas, sempat meminta tolong tetangganya saat ZNL tergeletak tak berdaya.
"Pukul 12.00 WIB pas adzan turun si NP minta tolong ke ibu-ibu di depan sini, ditanya kenapa? 'Ini anak saya kejang-kejang', 'Memang step?', 'Enggak, panas enggak, tolong Bu, buruan Bu, tolong anak saya', begitu kira-kira pas Jumat kemarin," ucap Sumiyanti, salah satu tetangga, saat ditemui di Jalan Haji Sanusi RT 004 RW 008 Kelurahan Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (21/10/2019).
Sesudah meminta tolong warga, sempat terdengar keributan di rumah kontrakan yang terletak di lantai 2 itu.
Beberapa kali terdengar juga suara pukulan ke tembok yang berasal dari kontrakan NP.
Baca juga: Seorang Ibu di Kebon Jeruk Aniaya Anaknya yang Berusia 2 Tahun hingga Tewas
"Tiba-tiba jam 09.00 pagi tuh habis dimandiin kalau enggak salah, yang di bawah kedengaran tuh katanya suara kedebak-kedebuk, enggak lama dari itu sudah enggak ada lagi suara nangis," kata Sumiyati.
Setelah itu, NP dan warga membawa ZNL ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.
Sayangnya, nyawa ZNL sudah tidak tertolong lagi. Sampai saat ini, Polsek Kebon Jeruk telah menetapkan NP (21) sebagai tersangka atas meninggalnya ZNL (2) yang juga anak kandung NP.
"Ibu korban sudah ditetapkan menjadi tersangka Minggu kemarin, atas kejadian Jumat, pekan lalu," ucap Kapolsek Kebon Jeruk AKP Erick Sitepu.
Kisah penganiayaan yang dialami bocah malang ZNL ini tak terlepas dari kondisi keluarga yang tak mendukung. Ibunya dan ayahnya sering terlibat cekcok.
Hal tersebut disampaikan oleh salah satu tetangga yang sering mendengar keluarga NP cekcok.
"Sering berantem juga sih memang tuh bedua, sering saya omelin tuh, saya di sini udah puluhan tahun, situ kalau berantem jangan kelewatan," ucap Sumiyati.
Baca juga: Ibu yang Aniaya Anaknya hingga Tewas Dikenal Sering Cekcok dengan Suami di Kontrakan
Sumiyati mengatakan ketika keduanya bertengkar, anak-anak NP berada di dekat mereka. Tetangga khawatir adu mulut itu dapat membuat anak stres.
"Kalau berantem ya kasihan anaknya kecil-kecil takutnya mereka stres, kalau mau berantem mending pergi, jangan panas-panasan di sini," kata dia.
Tidak sampai di situ, suara tangisan anak kembar dan teriakan kadang terdengar hingga keluar rumah. Bahkan, suara gaduh akibat pertengkaran itu juga terdengar sampai kontrakan yang ada di bawah rumah pelaku
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.