JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Dubes RI untuk Italia yang juga wartawan senior Harian Kompas August Parengkuan meninggal dunia.
August meninggal pada usia 76 tahun, Kamis (17/10/2019) lalu pada pukul 05.50 WIB.
Sebelum dimakamkan di San Diego Hills, Karawang, Senin (21/10/2019) hari ini, August disemayamkan terlebih dahulu di lobi Unit 2 Gedung Palmerah Selatan sebagai bentuk penghormatan terakhir pada August.
Seusai ibadah misa pelepasan jenazah, anak ke-3 dari August, Nadia Putri Parengkuan, menyebukan bahwa ayahnya dikenal sebagai sosok yang baik di mata anak-anaknya.
Menurut Putri, ayahnya itu tidak hanya sekedar menyampaikan nasihat, melainkan memberi contoh, perbuatan, atau tindakan sebagai wujud nasihat yang diberikannya.
Baca juga: August Parengkuan di Mata Lilik Oetama
Putri mengatakan, ayahnya juga mengajarkan untuk menghayati motto hidup “ora et labora”, yang artinya bekerja dan berdoa.
“Seperti yang romo tadi sampaikan, bapak itu mengajarkan saya untuk harus maju, tapi tidak merugikan orang lain dan saya juga ingat motto bapak saya, ora Et Labora (berdoa dan bekerja),” ucap Putri di lobi Unit 2 Gedung Palmerah Selatan.
Bahkan karena saking sukanya dengan motto ora et labora, August Parengkuan menyimpan lukisan petani yang sedang berdoa sebelum mencangkul. Hal itu, menurut August menggambarkan ora et labora.
“Bapak itu ajarkan kami untuk berdoa sebelum bekerja. Ia juga ajarkan kami bertindak dalam kebenaran dan yang paling penting adalah dengan kasih sayang,” kata Putri.
Putri pun mencontohkan kerja keras ayahnya saat bekerja di Kompas. Menurut dia, ayahnya sangat suka pekerjaannya kala itu.
Meski bercita-cita menjadi TNI dan diplomat, August terlebih dahulu bekerja sebagai wartawan Kompas.
Baca juga: Pamit, Dubes August Parengkuan Temui Dwi Kepala Negara San Marino
Putri mengenang semangat bekerja ayahnya yang menganggap kantor Kompas sebagai rumah keduanya.
Bahkan, ketika keluarganya pergi dan memiliki acara masing-masing, August seringkali menghabiskan waktunya di kantor.
“Jadi ayah itu menjadikan Kompas sebagai second home dia. Kalau aku sama Gadis (putri dari August) mau pergi, pasti dia itu pilihnya ke kantor, nanti kami deh yang samperin daddy (ayah) ke kantor untuk minta uang,” ucap Putri sambil bergurau.
Putri mengatakan, sebelum meninggal ayahnya sempat mampir ke kantor Kompas. Menurut dia, ayahnya itu bersilaturahmi dan melepas kerinduan pada rekan-rekannya yang ada di Kompas.
“Setau aku daddy sempat ke Kompas baru-baru ini, dia seperti mengucapkan good bye untuk Kompas. Karyawan Kompas ialah keluarga daddy juga, terima kasih Kompas,” ucapnya.
Putri juga mengucapkan rasa terima kasihnya kepada keluarga besar Kompas. Sebab, sebelum menuju peristirahatan terakhir, August lebih dulu menerima penghormatan dari Kompas.
“Teman-teman yang hadir di sini, terima kasih ya,” ucap Putri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.