Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim Ruang Gerak, Pengerjaan Revitalisasi Trotoar Dianggap Bahayakan Pejalan Kaki

Kompas.com - 05/11/2019, 13:58 WIB
Cynthia Lova,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belakangan gencar melakukan penataan atau revitalisasi trotoar di sejumlah ruas jalan di Jakarta.

Salah satunya di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.

Namun, Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus menilai pengerjaan revitalisasi trotoar itu membahayakan pejalan kaki.

Sebab, tidak ada ruang sementara untuk para pejalan kaki yang melintas saat trotoar direvitalisasi.

Akibatnya, para pejalan kaki harus berjalan di pinggir jalan dan bersinggungan dengan sepeda motor.

“Iya bahaya, padahal selalu diteriakin oleh koordinator koalisi pejalan kaki adalah tidak adanya jalur sementara ketika mereka membangun trotoar. Pejalan kaki itu bertaruh nyawa, kalau sampai ada pejalan kaki yang tertabrak karena pembangunan trotoar, wah itu pidana,” ujar Alfred pada Selasa (5/11/2019).

Dalam pengerjaaan revitalisasi ini, kata Alfred, seharusnya pemerintah memprioritaskan pejalan kaki karena jalurnya diambil sementara.

“Kalau ada gangguan terhadap fasilitas pejalan kaki, otomatis harus dicarikan fasilitas lain, ya itu akses sementara walaupun tidak terlalu nyaman,” kata dia.

Baca juga: Pejalan Kaki Keluhkan Pemasangan Kabel yang Semrawut di Trotoar Cikini

Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 pasal 45, disebutkan bahwa trotoar adalah salah satu fasilitas pendukung penyelenggaraan lalu lintas.

Pada pasal 131 diatur bahwa pejalan kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung yang berupa trotoar, tempat penyeberangan, dan fasilitas lain.

Alfred mengatakan, seharusnya untuk merevitalisasi trotoar, pengerjaaanya harus memenuhi persyaratan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Misalnya, trotoar yang bolong-bolong saat pengerjaan revitalisasi diberikan pelindung agar masyarakat bisa melintas tanpa khawatir jatuh ke dalam lubang itu.

Kemudian, membangun ruang jalan sementara di trotoar yang sedang direvitalisasi.

“Kemudian dari awal kami teriakin sampai penyerahan trotoar sudah selesai harusnya dicek sudah sesuai prosedur atau sesuai K3 belum. Kalau belum, ya ditegur keras dong kontraktornya apa saja yang kurang,” ucap Alfred.

Alfred pun mendesak agar Pemprov DKI Jakarta memberi ruang sementara untuk pejalan kaki melintas di trotoar yang sedang direvitalisasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com