Setelah lelang dimenangkan, maka pesawat itu diangkat mesin-mesin dan alat navigasinya, lalu dibelah-belah hingga muat masuk dalam kontainer.
Pembelahan pesawat dilakukan di dalam bandara. Setelah dibelah hingga bisa dibawa, satu persatu bagian pesawat dikirim ke lokasi tersebut.
"Saya di sini tungguin aja, ngawasin, karena disini kan cuma penampungan," ucap Pati.
Apabila sudah semua bagian pesawat tiba di lokasi tersebut, bagian-bagian itu angkat dimasukan ke dalam kontainer dan dikirim menggunakan kapal Kargo.
Pati mengatakan, pesawat yang saat ini ada di sana adalah pesawat bekasi milik PT Garuda Indonesia. Satu dikirim dari Soekarno Hatta, satu dari Yogyakarta.
Tetapi, ia mengaku tidak tahu nominal yang dikeluarkan atau yang didapat bosnya dari hasil jual beli bangkai pesawat tersebut.
Mengawasi bangkai pesawat itu tergolong kerja gampang. Ia hanya perlu bergantian dengan seorang rekannya agar badan pesawat terjaga 24 jam.
Menurut Pati, tidak ada orang yang berminat mencuri bagian-bagian pesawat itu karena hanya terbuat dari aluminium sehingga kurang berharga.
Ia tidak mau menyebutkan secara pasti berapa yang ia dapat dari hasil menjaga bangkai pesawat tersebut.
"Ya UMR (Upah Minimum Regional) adalah," kata pria asal Yogyakarta tersebut.
Meski cukup menarik, masih jarang warga yang datang ke sana untuk berfoto-foto ria. Mungkin karena belum banyak orang yang tahu lokasi tersebut.
"Tapi ini ada terus kok, berjalan terus, sudah dikirim nanti ada lagi," ucap Pati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.