Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Api Kepung SMK Yadika 6: Siswa Terjebak, Dievakuasi Pakai Gorden hingga Ring Basket

Kompas.com - 19/11/2019, 20:35 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Dari lapangan itu, matanya menyaksikan 20-30 orang merangsek keluar lewat jendela lantai 2 dan 3. Akan tetapi, pemandangan mengerikan itu belum berhenti di sana. Beberapa tubuh kembali bermunculan di jendela, kali ini di lantai 4.

“Tangga-tangga darurat” di lapangan tak mampu mencapai tubuh mereka. Mereka melompat.

“Yang lompat ada murid, ada guru juga. Rata-rata yang melompat itu kena kanopi asbes yang ada di lantai 1 itu. Ada juga yang loncat dari sana tersangkut dulu di pohon, tangannya bengkak,” ujar Maulana kepada Kompas.com, Selasa.

Baca juga: SMK Yadika 6 Terbakar, 14 Orang Lompat dari Gedung

“Sekolah sebenarnya nyediain matras untuk mereka lompatnya ke matras. Tapi yang lompat duluan itu sudah enggak lihat mungkin, jadi langsung kena asbes gitu,” imbuhnya.

Salah satu guru bernama Dimas disebut jadi salah satu korban yang cedera akibat melompat dari lantai 4. Menurut beberapa saksi, Dimas sebetulnya sudah selamat sejak awal, namun ia pilih kembali menerobos asap ke lantai 4 guna menolong muridnya yang terjebak.

Alhasil, tiada jalan kembali bagi Dimas. Satu-satunya jalan pulang hanya lapangan yang luas membentang di hadapan jendela. Dari ketinggian sekitar 15 meter itu, ia berharap kanopi yang menjulur sanggup menadahi tubuhnya.

Kanopi jebol ditubruk tubuhnya yang terjun bebas.

“Langsung dibawa ke rumah sakit. Sempat keluar darah dari hidungnya,” ujar Ilham. Polisi mengonfirmasi, Dimas juga mengalami cedera di tangan dan kakinya.

Ahmad dan Maulana kemudian menyaksikan para murid yang melompat dari ketinggian terkapar. Mereka selamat, namun cedera parah. Dua di antaranya rekan sepermainan mereka tiap sore, Steven dan Albi.

“Steven yang parah, dia koma karena dia lompatnya awal-awal sebelum ada kasur atau apa pun. Dia kena di leher, ada luka bakar juga. Albi patah-patah (tulang),” kata Ahmad dan Maulana bersahutan.

Alif membenarkan.

 “Yang parah Steven, dia koma, luka bakar juga di mukanya. Albi juga parah. Mereka enggak kayak teman yang lain, yang waktu lompat ketahan sama asbes jadi enggak langsung ke bawah,”kata Alif.

Berdasarkan keterangan polisi, keduanya masuk dalam dua korban dengan kategori cedera parah dan diharuskan menjalani rawat inap di RS Koja dan RS Yadika. Pihak sekolah juga mengonfirmasi hal ini – selain Steven dan Albi, korban-korban yang sempat dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas sudah boleh pulang.

Api terus melumat gedung yang disebut menyimpan berbagai inventaris penting sekolah tiga gedung itu ketika malam tiba. Tak seorang pun mampu menjamin, apakah masih ada orang yang terjebak di gedung tersebut atau tidak.

Sempat berembus kabar burung, masih ada orang yang terjebak.

Empat jam usai kemunculan api, lebih dari 100 personel pemadam kebakaran berhasil menguasai lokasi. Baru sekitar pukul 21.30, api padam seluruhnya. Pemadam kebakaran dan polisi mengonfirmasi, tidak ada korban terjebak maupun meninggal dunia.

“Yang terbakar lantai 1, 2, 3. Lantai 4 aman,” ujar Aceng Sholahuddin, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bekasi kepada wartawan, Senin malam.

"Korban meninggal dunia tidak ada, korban luka 14. Dua patah tulang, 12 luka bakar dan sesak nafas karena panik dan loncat, karena tidak ada tangga evakuasi atau tangga darurat. Seharusnya gedung 4 lantai ini dilengkapi dengan tangga darurat," ia menjelaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com