Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah di Komplek Militer Disalahgunakan untuk Transaksi Narkoba hingga Jual Hewan Langka

Kompas.com - 22/11/2019, 16:46 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Komando Daerah Militer Jayakarta (Kasdam Jaya) Brigjen TNI M. Saleh Mustafa menduga ada penyalahgunaan kegiatan yang dilakukan di Komplek Yon Hub di Pos Pengumben, Jakarta Barat.

Itu sebabnya, Kodam Jaya melakukan penertiban terhadap komplek perumahan yang berada di bawah pengawasan.

Saleh menyebut salah satu rumah pernah diduga menjadi tempat untuk mengedarkan narkoba.

"Kegiatan kriminal seperti peredaran narkoba. Ini sering terjadi, ketika dikejar polisi, kriminal atau yang dikejar masuk asrama tentara," ucap Saleh di Makodam Jaya, Jakarta Timur, Jumat (22/11/2019).

Baca juga: Penjelasan soal Relokasi Rumah Purnawirawan TNI AD di Pos Pengumben

Indikasi dan spekulasi muncul bila yang dikejar adalah oknum dari salah satu keluarga TNI.

"Bisa jadi anak tentara. Salah satunya terjadi di Pos Pengumben, tertangkap membawa narkotika jenis sabu dari Batam," kata Saleh.

Bukan hanya narkoba, Aslog Kasdam Jaya Kolonel Bimo S juga menyebut ada penyalahgunaan rumah dinas dilakukan untuk tempat jual beli hewan langka dan rumah dinas dikontrakan kembali ke warga sipil atau salah satu tentara aktif.

"Di dalam perumahan (ada) penjualan binatang langka. Rumah yang dikontrakan oleh purnawirawan kepada prajurit di lingkup Angkatan Darat juga ada disitu," ujar Bimo.

Menanggapi temuan-temuan tersebut, Saleh tidak tinggal diam.

Saleh mengatakan pihaknya akan mengambil sikap dengan pemberian sanksi kepada anggotanya dengan memberikan teguran.

"Untuk anggota yang enggak ada sanksi hukum," kata Saleh.

Sebelumnya, puluhan warga purnawirawan TNI yang berada di Komplek Yon Hub Kelapa Dua, Jakarta Barat bersiaga untuk mencegah relokasi yang dilakukan oleh pihak TNI

Para warga bersiap mencegah penggusuran yang rencananya dilakukan Rabu (20/11/2019).

Ketua RW4 Komplek Yon Hub, Martinus (67), mengatakan pihaknya dan warga menolak adanya penggusuran tanpa kejelasan.

"Itu mau dirobohkan warga suruh pindah kesana (Cijantung) nah awalnya kan rumah kosong warga suruh pindah kesana. Tentara aktif mereka sudah pindah ke Cijantung," ucap Martinus pada Rabu (20/11/2019).

"Nah bayangkan rumah panjang gini ditengah kosong atau dirobohkan, kalau kanan dan kiri dijebol ya hancur semua kan begitu logikanya," tambah Martinus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com