Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria yang Gantung Diri karena Diduga Lama Melajang Dikenal sebagai Sosok Pendiam

Kompas.com - 25/11/2019, 13:07 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Junaedi (56), pria yang ditemukan tewas gantung diri di Rawalumbu, Kota Bekasi, Sabtu (23/11/2019) lalu, dikenal sebagai sosok pendiam.

Hal itu disampaikan Mulyono (53), tetangga mendiang.

Mulyono mengatakan, Junaedi jarang keluar rumah kontrakan yang juga menjadi gudang alat elektronik tempatnya bekerja itu.

Ia mengklaim, hanya ia seorang yang menjadi tetangga terdekat lantaran kerap mengajaknya ngobrol.

"Kalau enggak kita tegur duluan enggak bakal ngobrol dia. Kadang saya tawarin rokok, saya tegur baru ngobrol, tapi kalau ngobrol curhat soal cewek mulu," ungkap Mulyono kepada wartawan, Minggu (24/11/2019).

Mulyono mengatakan, dari hubungannya yang terbilang dekat dengan Junaedi, ia jadi paham bahwa Junaedi punya masalah pribadi yang membuatnya pendiam, bahkan bunuh diri.

Namun, ia tak tahu-menahu ketika Junaedi hendak melancarkan aksi gantung diri, meskipun jadi tetangga yang paling akrab.

"Dia emang kayanya sudah depresi, dia sendiri kalau ngobrol suka cerita, ngeluh belum dapat jodoh," ujar Mulyono.

"Malam enggak denger apa-apa, tetangga sini juga enggak dengar," lanjut dia.

Jenazah Junaedi telah dibawa keluarganya ke kampungnya, Babelan, Bekasi.

Ternyata, sebelumnya Junaedi sempat mengutarakan niatnya pergi ke orang pintar agar enteng jodoh. Niatan tersebut juga pernah disampaikan Junaedi kepada keluarganya.

"Nah, dia sendiri yang bilang malah pas malamnya dia bilang minta cariin orang pinter supaya cepat dapat jodoh," kata Mulyono.

Sebelumnya diberitakan, Junaedi ditemukan ditewas tergantung di sebuah gudang di depan kamar kontrakannya di Gang Haji Salam II, Rawalumbu, Kota Bekasi, Sabtu (13/11/2019).

Baca juga: Pria di Bekasi Ditemukan Tewas Tergantung, Tetangga Sebut Korban Kerap Mengeluh Belum Menikah

Kasubag Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing mengatakan, berdasarkan keterangan tetangga korban, sebelum ditemukan tewas tergantung, pria itu kerap mengeluh tak kunjung menikah.

Polisi yang mendapat laporan penemuan jasad pria gantung diri langsung melakukan evakusi dan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Pada tubuh Junaedi, tidak ditemukan tanda bekas penyiksaan atau semacamnya.

Dia dipastikan meninggal dunia akibat jeratan pada tali tambang yang diikat pada leher lalu dikaitkan pada langit-langit gudang depan rumah kontrakannya.

Pada bagian mulutnya juga terlihat air liur yang keluar akibat jeratan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com