Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku Sewa untuk Tempat Tinggal, Pemilik Ruko di Tambora Kaget Kontrakannya Jadi Tempat Penipuan

Kompas.com - 27/11/2019, 06:50 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Picis, pemilik ruko yang digerebek polisi di Tambora, mengaku kaget, tempatnya dijadikan sejumlah warga negara asing (WNA) untuk melakukan penipuan.

Sebab, mulanya, penyewa ruko berdalih bahwa rumah berlantai empat tersebut untuk dijadikan tempat tinggal, bukan untuk usaha.

"Waktu ngontrak kan dia (yang mengontrak) dan sudah ada notaris, mereka ngaku untuk tempat tinggal, ya sudahlah dan yang menyewa ini WNI," ujar Picis di Pekojan, Jakarta Barat, Selasa (27/11/2019).

Sesuai perjanjian, ruko tersebut akhirnya dikontrakkan selama satu tahun.

"Kalau itu sesuai kontrak ya, maksudnya perjanjian itu setahun," kata Picis.

Baru beberapa bulan menyewa, sejumlah WNA tersebut digerebek polisi karena kasus penipuan melalui sambungan telepon. 

"Ya jalan dua bulan baru penggerebekan ini. Sudah bayar Rp 80 juta untuk setahun," lanjut Picis.

Baca juga: Cerita Ketua RT Saat Ruko yang Berisi WNA Asal China Digerebek

Awalnya Picis tidak melihat ada kegiatan aneh di ruko tersebut.

Namun, pada Senin (25/11/2019) malam, salah satu warga memberi tahu bahwa di salah satu kontrakannya telah terjadi penggerebekan.

Itu sebabnya, Picis kaget dan berniat akan melaporkan pihak perantara yang menyewa rukonya untuk para WNA itu ke polisi.

"Tahu malamnya saya ada warga yang tanya pak rumahnya sudah di jual ya? Saya jawab sudah dikontrakin. Nah tahu deh di situ kalau ada penggerebekan. Saya bilang saya mau lapor polisi apabila yang ngontrakin enggak bisa dihubungi, kan pas di notaris bilang buat keluarga sendiri. Nyatanya buat praktik kejahatan," kata Picis.

Sampai saat ini, ruko 4 lantai itu pun masih dikelilingi garis polisi. Garis tersebut terbentang mengitari pagar depan rumah dan tidak ada satu pun orang yang diperbolehkan masuk.

Diberitakan sebelumnya, Polda Metro Jaya mengamankan 91 orang terkait penipuan melalui sambungan telepon (telecom fraud) yang melibatkan warga negara China.

Baca juga: Penipuan oleh WN China, Masuk Indonesia Pakai Visa Wisata dan Mengaku Polisi Saat Beraksi

Sebanyak 85 warga negara China telah ditetapkan sebagai tersangka. Sementara itu, 6 orang lainnya berstatus WNI hanya berstatus saksi.

Para tersangka diamankan di tujuh lokasi yang berbeda, yakni Griya Loka BSD, Mega Kebon Jeruk, Kemanggisan, Pantai Indah Kapuk, Perum Intercon, Bandengan Tambora, dan Malang Jawa Timur.

Total kerugian para korban penipuan itu mencapai Rp 36 miliar.

Saat ini, Polda Metro Jaya akan berkoordinasi dengan kepolisian China guna proses penyidikan dan hukuman bagi para tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com