Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPBD DKI Usulkan Anggaran Simulator Bencana Berteknologi Canggih Senilai Rp 12 Miliar

Kompas.com - 07/12/2019, 20:02 WIB
Cynthia Lova,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam rapat pembahasan APBD Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2020 terungkap bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI mengusulkan pengadaan simulator bencana senilai Rp 12 miliar.

Usulan tersebut kemudian dipertanyakan oleh anggota DPRD Komisi A.

Dalam usulan tersebut disebutkan bahwa anggaran ditujukan untuk komponen penyediaan komunikasi, informasi dan edukasi kebencanaan dan fasilitas publik dari BPBD DKI Jakarta.

“Ini Rp 12 miliar untuk penyediaan komunikasi, informasi dan edukasi kebencanaan seperti apa ya. Saya mendukung ini, namun bisa dijelaskan ini komponennya,” ujar anggota Komisi A, Lukman Hakim saat pembahasan rancangan anggaran APBD Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2020, di Kantor DPRD, Sabtu (7/12/2019).

Menanggapi hal itu, Kepala BPBD DKI Jakarta, Subejo kemudian menjelaskan, komponen anggaran itu nantinya akan diproyeksikan untuk pengadaan dua unit kendaraan simulator bencana dengan teknologi canggih.

Dua unit kendaraan yang nanti jadi simulator edukasi bencana akan mengadopsi sistem dari simulator bencana negara Jepang.

“Itu kami contoh sistem dari negara Jepang saat kami berkunjung ke sana,” ujar Subejo dalam rapat.

Ia mengatakan, nantinya simulator bencana itu berfungsi untuk mengedukasi masyarakat. Sehingga masyarakat bisa menjajal simulasi bencana ketika berada di dalam kendaraan tersebut.

Hal itu dilakukan agar masyarakat mengatahui apa yang harus dilakukan jika nantinya terkena bencana seperti banjir, kebakaran, dan gempa.

“Jadi masyarakat bisa merasakan, mengetahui bagaimana gempa itu terjadi dan akan kita beri tahu harus berbuat apa jika terjadi gempa ketika masuk dalam mobil itu,” kata Subejo.

Nantinya, dua unit simulator bencana itu diletakkan di tempat yang berbeda. Salah satunya akan diletakkan di kantor BPBD di dalam satu ruangan.

“Jadi satu ada ruang edukasi dan literasi untuk keluarga atau masyarakat Jakarta melakukan kunjungan sekaligus belajar edukasi kebencanaan. Di ruang edukasi itu ada simulator gempa, simulator kebakaran, simulator banjir dan ruang berasap,” kata Subejo.

Kemudian, sistem simulasi bencana yang kedua nantinya akan berkeliling ke sekolah-sekolah maupun ke wilayah-wilayah agar lebih gampang menjangkau masyarakat.

“Kenapa kita memilih ada mobil keliling, karena saat ini ada 5.001 sekolah di Jakarta dan 1.749 madrasah, makanya kita yang akan datang kesana,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com