Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Senen Akan Direlokasi, Pemkot Jakpus Diminta Sosialisasi ke Masyarakat

Kompas.com - 09/12/2019, 21:45 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Kota Kecamatan Senen, Sanusi menyarankan Pemerintah Jakarta Pusat untuk menyosialisasikan ke masyarakat jika pedagang kaki lima (PKL) dipindah ke Pasar Baru Metro Atom.

Baik itu berupa spanduk atau pengadaan bazar untuk menarik pembeli datang ke Pasar Baru Metro Atom.

"Kita rapatin nanti sama Wali Kota, kita bikin bazar atau apa ya biar bisa mendatangkan pedagang maupun pembeli ke Pasar Baru," kata Sanusi saat ditemui di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (9/12/2019).

Selain menyarankan Pemkot Jakpus untuk menyosialiasikan keberadaan para PKL Senen, ia juga meminta Lurah maupun Camat Pasar Baru untuk membuat acara penyambutan PKL Senen.

Dengan demikian, PKL Senen tidak khawatir penjualannya menurun jika keberadaan PKL nanti dipindah ke Pasar Baru Metro Atom.

Baca juga: Tak Mau ke Pasar Baru, PKL Senen Ingin Direlokasi ke Pekarangan Pasar Senen Blok III

"Itu saran saya. Kita dorong camat dan lurahnya wilayah Pasar Baru bikin pengumuman kalau ini pedagang eks Senen pindah ke Pasar Baru," ucap Sanusi.

Menurut Sanusi, relokasi PKL ke Pasar Baru Metro Atom merupakan kebijakan yang seharusnya diambil Pemkot Jakpus.

Sebab nantinya akan ada penataan kawasan Senen. Baik itu penataan trotoar dan adanya pengadaan underpass Senen.

"Kan ini nantinya akan ditata semua trotoar oleh Pemprov DKI, ini trotoar akan bagus nantinya buat pejalan kaki. Sehingga pejalan kaki akan nyaman berjalan ketika melintas di kawasan sini (Senen)," kata Sanusi.

Ia juga meminta para PKL setuju dengan rencana relokasi ke Pasar Baru Metro Atom.

Sebab menurut dia, Pasar Baru Metro Atom sudah sesuai dengan pasaran pedagang baju layak pakai.

Baca juga: Wakil Wali Kota Jakpus: Tak Ada Penertiban PKL Senen, Hanya Relokasi

Apalagi sudah ada sesama korban kebakaran Pasar Senen yang lebih dahulu dan masih berjualan di Pasar Baru tersebut.

Adapun sejumlah PKL Senen memakai badan jalan hingga mengakibatkan arus lalu lintas mengarah Jalan Kramat menjadi padat dan macet. 

Ada pula yang menggelar dagangannya di badan jalan.

Mereka menjajakan pakaian, celana, kaca mata, topi, dan dagangan lainnya.

Akhirnya saat ini para PKL tersebut tidak diperbolehkan lagi jualan di bahu Jalan Raya Senen. Mereka akan direlokasi ke Pasar Baru Metro Atom.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com