Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Jakpus Sayangkan PKL Senen Masih Berusaha Dagang di Jalanan

Kompas.com - 12/12/2019, 09:27 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Irwandi menyayangkan masih ada Pedagang Kaki Lima (PKL) Senen yang bersikeras tidak mau direlokasi dan memilih berjualan di bahu jalan.

Pasalnya, meski sudah tidak diperbolehkan berjualan, para PKL Senen tetap lalu lalang di kawasan Senen menunggu petugas gabungan pergi.

Petugas gabungan kini berjaga di kawasan Senen untuk mencegah PKL Senen kembali berjualan di bahu jalan.

"Ya itu pedagang masih liat-liat Satpol PP yang lagi jaga. Jadi dia pikir Satpol PP pergi dia bisa berjualan itu," ujar Irwandi saat dihubungi, Kamis (12/12/2019).

Baca juga: Sejarah Pasar Senen, Bekas Tempat Tuan Tanah Belanda hingga PKL Era Ali Sadikin

Irwandi khawatir jika masa penjagaan 600 personel gabungan Satpol PP, TNI, dan Polri di kawasan Senen berakhir dalam sepuluh hari kedepan, maka para PKL Senen akan kembali berjualan.

"Kita kan minta 10 hari dijaga, saya sih optimistis bisa kita atasi. Cuma khawatir jika anggota dari daerah lain diminta kembali, berarti punya personel 120 orang tapi nantilah kita lihat efeknya," kata Irwandi.

Ia meminta agar PKL Senen bersedia untuk direlokasi ke Pasar Baru Metro Atom. Sebab saat ini Pasar Baru Metro Atom itu telah ditata.

Irwandi mengatakan, PKL Senen tidak perlu khawatir tidak dapat pelanggan setelah direlokasi. Sebab sudah ada sejumlah PKL eks korban kebakaran Senen yang lebih dulu pindah.

"Ya pasti tidak akan matilah dagangannya, banyak itu yang beli. Tidak akan rugi, sedangkan pedagang aja banyak di sana. Saya minta PKL Senen segera daftar lah untuk relokasi," tuturnya.

Baca juga: Wakil Wali Kota Jakpus Sebut Ada Ormas Kuasai PKL Senen, Menghasut Agar Tolak Relokasi

Sejumlah PKL yang berjualan di kawasan bahu Jalan Raya Senen sebelumnya menolak untuk direlokasi ke Pasar Baru Metro Atom.

Mereka tetap bersikeras minta untuk dipindahkan di kawasan Pasar Senen Blok III tepatnya pekarangan yang ada di samping Pasar Blok III.

"Kalau direlokasi itu pasti dipindahkan di kawasan Senen, kalau sudah jauh berarti namanya digusur. Kami ingin direlokasi di Pasar Senen Blok III, kita bukan tidak ada lahan, ada lapangan di sini, tanah kosong. Kenapa tidak digunakan saja?" ujar Budi di Jalan Raya Senen, Jakarta Pusat, Senin (9/12/2019).

Baca juga: Tak Mau ke Pasar Baru, PKL Senen Ingin Direlokasi ke Pekarangan Pasar Senen Blok III

Netty Siahaan, PKL Senen lainnya pun tak setuju akan adanya relokasi tersebut. Menurut Netty, relokasi PKL Senen hanya membuat para pedagang merugi.

Sebab para PKL yang jualan di bahu Jalan Raya Senen ini hanya menjajakan barang dari pedagang yang ada di Pasar Baru dan Pasar Senen.

"Kalau pedagang di sana (Pasar Senen) otomatis mereka punya cabang. Kalau di sini cuma di sini barang dagangan kita,” kata Netty yang telah bertahun-tahun jualan di kawasan Senen.

Ia khawatir jika nantinya direlokasi ke Pasar Baru Metro Atom, para PKL tidak bisa bersaing dengan pedagang yang sudah lebih dahulu jualan di Pasar Baru Metro Atom.

Apalagi untuk berjualan di Pasar Baru Metro Atom, para PKL tetap harus menyewa kios tersebut meski digratiskan selama enam bulan pertama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com