Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah dari Pintu Air Manggarai, Warga Rebutan Sampah Kiriman untuk Dijual Lagi

Kompas.com - 02/01/2020, 15:21 WIB
Audia Natasha Putri,
Khairina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- UPK (Unit Pelaksana Kebersihan) Badan Air Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat Didi S berujar, volume sampah di Pintu Air Manggarai cukup tinggi, yaitu 900 kubik.

Mayoritas sampah yang datang adalah limbah rumah tangga, seperti styrofoam,plastik, dan kayu.

Sampah yang menumpuk di Pintu Air Manggarai usai hujan deras yang melanda Jakarta pada Rabu (1/1/2020) terdiri dari berbagai macam, seperti TV, tabung gas, bahkan kulkas.

Baca juga: Siaga Banjir Jakarta, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua

Momen ini dimanfaatkan warga untuk mengambil barang-barang yang dinilai masih bermanfaat, seperti kulkas dan TV.

Sulami, misalnya, pascabanjir besar yang melanda Jakarta, ia datang ke Pintu Air Manggarai untuk sekedar menonton warga mengambil barang-barang yang dinilai masih berguna di tumpukan sampah Pintu Air Manggarai.

"Saya ke sini liat-liat aja. Senang aja lihat warga sini ngambilin barang-barang dari pintu air. Tuh lihat, ada koper jalan dari sana. Nantinya jadi inceran warga sini" ujar Sulami.

Sulami menjelaskan, nantinya barang-barang yang diambil ini akan dijual kembali oleh warga.

"Kebanyakan warga ngambil TV,kulkas, sama tabung gas.Lumayan buat dijual lagi ke rongsokan," tambahnya.

Ia menambahkan, harga TV dan kulkas yang dijual mentah ke rongsokan sebesar Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu.

"Sistemnya siapa cepat, dia dapat. Makanya momen ini sangat ditunggu sama warga," ungkapnya.

Begitu juga dengan Benjon, warga Kelurahan Penggangsaan, yang memanfaatkan momen ini untuk mengambil barang-barang rumah tangga yang hanyut akibat banjir di Pintu Air Manggarai.

"Nih, saya dapat 3 galon bekas sama helm. Lumayan dijual lagi, kalau dijual ke rongsokan, dapat Rp 15 ribu per galon," tambahnya.

Baca juga: Rawan Diare Pasca-banjir, Menkes Imbau Pengungsi Biasakan Cuci Tangan

Dari pantauan Kompas.com, terlihat warga menunggu di Pintu Air Manggarai untuk mengambil barang-barang rumah tangga hanyut di antara tumpukan sampah pada Kamis (2/1/2020) pukul 3 siang.

Benjon menambahkan, ia menggeluti kebiasaan ini sudah lama, apalagi ketika sedang musim banjir.

"Saya dulu sering ke sini buat ambil barang-barang bekas yang masih bisa dijual. Sekarang udah jarang, jadinya cuma nontonin warga sama ambil barang yang kecil-kecil aja," tambahnya.

Mayoritas warga yang menunggu di Pintu Air Manggarai adalah anak-anak dan orang dewasa.

"Nih aku nemu helm sama TV. Lumayan buat dijual lagi, buat jajan," ujar salah satu anak ketika ditemui Kompas.com di Pintu Air Manggarai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com