Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Banjir Jabodetabek, Bencana atau Kelalaian?

Kompas.com - 08/01/2020, 13:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KITA berduka terhadap korban yang jatuh, prihatin atas banjir yang terjadi. Namun, penyebab tetap harus dicari. Apakah ini memang bencana yang tak bisa dielakkan atau kelalaian?

Tak mudah untuk mendudukan masalah banjir yang merendam Jakarta di awal tahun 2020 kemarin.

"Saya siap menjawab apapun terkait banjir. Kami bertanggung jawab atas apa semua yang terjadi, tanpa menyalahkan apapun," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat ditanya soal silang pendapatnya dengan Menteri Pekerjaa Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Basuki mengkritik Anies soal normalisasi yang baru dilakukan sepanjang 16 km dari target 33 km.

Anies mengatakan ia tak mau berdebat soal penyebab banjir. Menurut Anies, selayaknya fokus diarahkan pada evakuasi dan penanganan tanggap darurat. Pemprov DKI bekerja 24 jam dibantu TNI, Polri, BNPB hingga pemerintah pusat.

Kritik Basuki

Pernyataan Basuki soal normalisasi sungai yang ditujukan kepada Anies disampaikan sesaat setelah melakukan pemantauan via udara bersama Anies dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.

"Mohon maaf Bapak Gubernur dalam penyusuran Kali Ciliwung nyata, sepanjang 33 km yang sudah ditangani normalisasi 16 km. Di 16 km itu kalau kita lihat Insya Allah aman dari luapan, tapi yang belum di normalisasi tergenang," kata Basuki.

Anies yang berdiri di samping Basuki segera menjawab.

"Untuk normalisasi, mohon maaf Pak Menteri saya harus berpandangan karena tadi Bapak menyampaikan. Jadi, selama air dibiarkan dari kawasan selatan masuk ke Jakarta dan tidak ada pengendalian dari selatan maka apapun yang kita kerjakan di kawasan pesisir termasuk di Jakarta tidak akan bisa mengendalikan airnya. Jadi kita sudah menyaksikan di bulan maret yang lalu di kawasan Kampung Melayu yang sudah dilakukan normalisasi itupun masih mengalami banjir yang cukup ekstrem,” kata Anies.

Silang pendapat

Silang pendapat terjadi. Ada 2 perbedaan.

Pertama, Basuki menekankan soal normalisasi di hilir yang menjadi tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta.

Sementara, Anies menekankan apa yang terjadi di hulu yaitu soal bendungan raksasa yang belum rampung dikerjakan Kementerian PUPR.

Apakah keduanya bisa menjamin tak ada lagi banjir di Jabodetabek?

Tidak ada jawaban pasti. Yang jelas ada yang dilupakan yaitu wilayah di tengah. Ada 13 sungai yang mengalir ke Jakarta melalui Kota Depok.

Hasil wawancara saya dengan Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna, ada 23 setu masing-masing seluas 5 hingga 10 hektar tidak dirawat dengan baik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com