Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direlokasi ke Pasar Baru Metro Atom, Eks PKL Senen Mengeluh Sepi Pembeli

Kompas.com - 09/01/2020, 16:21 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang eks Pasar Senen sudah direlokasi ke Pasar Baru Metro Atom pada 19 Desember 2019 lalu.

Namun berdasarkan pantauan Kompas.com pada Kamis (9/1/2020), terlihat hanya ada sekitar 8 pedagang eks Pasar Senen yang berjualan tempat tersebut.

Mereka tampak menyusun dagangannya di lapak masing-masing.

Mereka pun mengeluhkan sepinya pembeli. Salah satunya adalah Lili (42), pedagang eks Pasar Senen ini menceritakan paling banyak hanya lima pembeli yang datang ke kiosnya.

"Di sini sepi, biasanya di sana sudah belasan orang yang beli per hari. Sekarang hanya lima, empat, tiga, dua, malah satu orang," ujar Lili saat ditemui di Pasar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (9/1/2020).

Baca juga: Pedagang di Pasar Baru Metro Atom Bingung Cari Pengganti Plastik Sekali Pakai

Bahkan pada hari libur, kata Lili, Pasar Baru Metro Atom juga tidak ramai. Kondisinya jauh berbeda dengan ketika masih berjualan di trotoar.

Harry Wijaya (56), PKL Senen lain yang direlokasi mengatakan tempat dagangnya berada di belakang sehingga kurang dilihat pembeli.

"Ini kan kita posisinya di belakang dekat parkiran, jadi yang lewat hanya orang mau pulang. Jadi sedikit," ucap Hary.

Hary pun akhirnya tak terlalu mengandalkan uang hasil dagangannya di Pasar Baru Metro Atom. Sebab ia juga jualan kopi sebagai pekerjaan sambilan di pasar itu.

"Saya mah tidak terlalu bergantung sama jualan pakaian import ini, malah banyakan penghasilan jualan kopi saya dibanding jualan baju," ujar Hary.

Baca juga: Pindah ke Pasar Baru Metro Atom, PKL Senen Gratis Kios 6 Bulan

PKL Senen lainnya, Saputra mengatakan pendapatannya berjualan di Pasar Baru malah berkurang.

Biasanya, ia mendapat sekitar Rp 1 juta hingga Rp 2 juta dari pembeli. Namun, kini pendapatannya berkurang drastis.

"Sekarang mah hanya dapet Rp 50.000 doang sebagai penglaris itu juga," ucap Saputra.

Saputra mengatakan Pemkot Jakpus sudah berjanji akan melakukan promo untuk menarik pembeli. Dia berharap upaya itu bisa membuat Pasar Baru Metro Atom lebih ramai.

"Iya katanya mau ada promo, tapi saya tidak tahu kapan. Mau diperbaiki juga jadi lebih bagus katanya tokonya karena kan beberapa pedagang keluhkan sepi juga," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com