Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Lakukan 4 Cara Ini agar Banjir Bekasi Tak Berulang

Kompas.com - 14/01/2020, 18:31 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) melayangkan empat rekomendasi kepada pemerintah untuk mencegah bencana banjir 2020 yang melanda 73 persen wilayah Kota Bekasi agar tak terulang lagi.

Sebagai informasi, Sungai Cileungsi dan Cikeas merupakan induk Kali Bekasi. Pada Banjir Tahun Baru, Rabu (1/1/2020) lalu, luapan dua sungai ini membuat debit Kali Bekasi jauh di atas debit rata-rata hariannya.

Akibatnya, 26 perumahan di sekitar tiga aliran sungai itu jadi wilayah yang cukup parah terdampak banjir.

"Pertama, normalisasi sungai. Sungai semakin dangkal akibat tingginya sedimentasi. Normalisasi ini terakhir dilakukan tahun 1973," ujar Puarman, Ketua KP2C dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (14/1/2020).

Baca juga: Banjir Bekasi, Tim Damkar Temukan 60 Ular dan Seekor Buaya

"Kedua, tanggul di sejumlah perumahan terdampak banjir terindikasi rapuh sehingga perlu dilakukan pembangunan tanggul permanen," ia menambahkan.

Memang, hasil pemetaan Pemerintah Kota Bekasi, setidaknya 89 titik tanggul di aliran Kali Bekasi jebol dihantam derasnya arus sungai.

Rekomendasi ketiga, Puarman mengatakan, KP2C juga menyarankan agar pemerintah membangun pintu air di sekitar pertemuan Sungai Cileungsi dan Cikeas yang membentuk Kali Bekasi di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi.

Pembangunan pintu air ini penting agar kiriman banjir dari hulu di Kabupaten Bogor sempat dikendalikan terlebih dahulu sebelum menerjang Kota Bekasi.

"Keempat, perlu pembangunan waduk di hulu Sungai Cileungsi," sebut Puarman.

"Melimpahnya air hujan dari hulu sungai menjadi sebab utama banjir di kawasan hilir. Miliaran rupiah terkuras sia-sia akibat bencana itu. Untuk itu, waduk di hulu Sungai Cileungsi perlu dibangun sebagai penampung air hujan dari hulu," ia menjelaskan.

Baca juga: Relokasi Warga Pondok Gede Permai Bekasi Tunggu Instruksi Pemerintah Pusat

Pada banjir tahun 2020, KP2C mencatat ketinggian muka air di pos pemantau hulu Sungai Cileungsi mencapai 560 sentimeter, jauh di atas rata-rata harian yang tak sampai 100 sentimeter.

Meluapnya Sungai Cileungsi jadi sebab utama luapan Kali Bekasi, sebab sungai ini punya luas aliran sungai sekitar 26 ribu hektar, berbanding 11 ribu hektar Sungai Cikeas.

Puarman mengakhiri, empat rekomendasi KP2C untuk pencegahan banjir tadi sudah dirilis sejak 2 tahun lalu. Akan tetapi, hingga sebelum Banjir Tahun Baru 2020 melanda, belum ada tanda-tanda rekomendasi tersebut diseriusi pemerintah seluruhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com