Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kantor Dijual Online, Ketua DPD Golkar Kota Bekasi Sebut Kepemilikan Sudah Berpindah Tangan

Kompas.com - 28/01/2020, 15:55 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Bekasi, Rahmat Effendi menanggapi santai isu penjualan kantor DPD Golkar Kota Bekasi lewat situs jual beli online.

Pasalnya, sejak awal 2000, aset tersebut secara mayoritas sudah berpindah tangan ke seseorang bernama Andi Salim.

"Jadi kalau Pak Andi (Salim) seumpama mau menawarkan (jual) itu, sah-sah saja, karena barang (kantor DPD Golkar Kota Bekasi) itu sudah dijual sejak 2001 atau 2002," ucap pria yang akrab disapa Pepen itu kepada wartawan di kantornya, Senin (28/1/2020) siang.

Baca juga: Penjelasan Rahmat Effendi soal Kantor DPD Golkar Kota Bekasi yang Dijual di Situs Jual Beli

Ia menjelaskan, masalah kepemilikan aset ini berawal ketika pada 2001, kepengurusan DPD Golkar Bekasi ikut terpecah jadi kabupaten dan kota, menyusul pemekaran wilayah Kota Bekasi dari Kabupaten Bekasi pada 1997 silam.

Setelah pemekaran kepengurusan, DPD Golkar Kabupaten Bekasi kemudian membangun gedung baru.

Gedung lama mereka yang dijual online, kini dipakai DPD Golkar Kota Bekasi untuk berkantor.

"Sampai saat ini, pembeli tidak bisa menyelesaikan proses surat-menyurat pada tahun 2000 sekian itu. Dalam kapasitas hukumnya, pembeli sudah menang," kata Pepen.

Baca juga: Kantor DPD Golkar Kota Bekasi Masuk Situs Jual Beli Online, Ini Kata Penjual

Namun, Wali Kota Bekasi itu menekankan bahwa DPD Golkar Bekasi, baik pengurus kabupaten maupun kota, masih punya sisa sedikit hak atas aset itu.

"Masih ada (hak atas aset) karena pembeli belum menyelesaikan semua kewajibannya. (DPD Golkar) Kabupaten (Bekasi) ada haknya di situ, Kota juga ada haknya di situ. Tapi nilainya tidak sebesar milik Pak Andi Salim," ujar Pepen.

Pepen meminta agar kasus ini tidak dipolitisasi.

Menurut dia, rekam jejak aset gedung tersebut dapat dilacak secara historis. Ia pun membuka opsi musyawarah terhadap penyelesaian perkara aset ini.

"Ya tinggal bermusyawarah saja. Rencana membangun (kantor DPD Golkar Kota Bekasi) yang baru menunggu penyelesaian dari situ (perkara aset). Enggak perlu dipolitisasi, jelas kok ranahnya," tutup Pepen.

Sebelumnya diberitakan, gedung yang sehari-hari berfungsi sebagai kantor DPD Golkar Kota Bekasi diiklankan untuk jual atau sewa di situs jual beli online.

Baca juga: Kantor DPD Golkar Kota Bekasi Dijual di Situs Jual Beli Online

Iklan itu menampilkan dalam citra Google Street View gedung yang berfungsi sebagai kantor DPD Golkar Kota Bekasi. Ditulis di sana, gedung itu seluas 1.000 meter persegi dengan sertifikasi hak guna bangunan (HGB).

AH, orang yang memuat iklan tersebut di situs jual-beli online menyangkal bahwa ia punya sangkut-paut dengan Golkar.

Ia mengaku hanya berperan sebagai agen properti kondang, Century 21.

"Disewakan atau dijual. Bangunan pinggir jalan raya Ahmad Yani Bekasi. Langka, jarang ada karena sudah penuh. Jalan sangat lebar. Selangkah ke pintu Tol Bekasi Barat. Dekat Bekasi Cyber Park, Metropolitan Mall, Apartemen Centre Point dan RS Mitra Keluarga. Pusat Kota Bekasi. Dekat Summarecon Bekasi. Disewakan Rp 1 miliar per tahun atau dijual Rp 46 miliar, nego," tulis iklan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com