Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pemilik Ruko Selamat dari Kobaran Api karena Ditolong Orang Mabuk

Kompas.com - 03/02/2020, 13:54 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Lucas (25) berdiri termenung di seberang Jalan M Toha, Pondok Cabe Udik, Pamulang, Tangerang Selatan.

Dia terus memandangi bangunan yang menjadi tempat tinggal dan usahanya yang baru saja mengalami kebakaran pada, Senin (3/2/2020) pukul 02.00 WIB.

Di pelataran masjid tak jauh dari lokasi kebakaran, isak tangis terdengar dari seorang pria yang tak lain masih keluarga Lucas.

Baca juga: Atasi Kebakaran Ruko di Pamulang, Damkar Turunkan 18 Unit Mobil Pemadam

Beberapa orang tersebut adalah mereka yang selamat akibat kebakaran.

Di satu sisi Lucas tak henti-hentinya mengucap rasa syukur ketika ia membayangkan kebakaran yang terjadi.

Delapan anggota keluarganya selamat setelah terjebak api dari bangunan ruko berlantai dua.

Baca juga: Petugas Damkar Terluka Saat Padamkan Kebakaran Ruko di Pamulang

"Awalnya papa mama teriak kebakaran. Saya bangun, langsung evakuasi. Coba buka pintu rumah lantai dua tapi tangan saya terbakar. Akhirnya pada lewat jendela keluarnya," kata Lucas.

Saat itu, korbaran api terus merambat dan melalap ruko miliknya secara perlahan.

Lucas meminta keluarganya untuk berada di posisi tengah atap bangunan demi menghindari api yang telah membakar sisi kanan bangunan.

Lucas tak bisa banyak berpikir di tengah kondisi kalut, yang terlintas di benaknya hanyalah menyelamatkan diri melalui tiang telepon depan ruko.

Tiang inilah yang menjadi satu-satunya harapan untuk melarikan diri dari jilatan api.

"Saya ketolong orang mabok. Saat itu saya lihat dia di bawah, depan ruko. Saya teriak minta tolong buat dia pegangi tiang telepon karena posisi tiang goyang enggak ada penyangga di bawahnya," ucap Lucas.

Baca juga: Terjebak di Lantai Dua Ruko yang Terbakar, Penghuni Selamatkan Diri Lewat Tiang Telepon

Saat itu, Lucas dan ketujuh keluarganya menyelamatkan diri melalui tiang telepon dengan ketinggian sekitar 4 meter. Bahkan, Lucas sendir harus menggendong anaknya yang masih kecil dengan satu tangan.

"Tangan kanan yang satu megang anak, yang satu lagi megang tiang listrik. Saat itu posisi di bawah yang megang tiang sudah mulai banyak, selain orang mabok itu. Saya tahu dia mabok karena dia bilang emang mau beli minuman dan mulutnya bau alkohol," katanya.

Setibanya Lucas dan keluarga di bawah, sudah terlihat warga yang berupaya membantu memadamkan api.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com