Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Wakil Wali Kota Depok Ingin Naik Kelas di Pilkada 2020

Kompas.com - 13/02/2020, 05:41 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Depok saat ini, Pradi Supriatna, buka-bukaan soal kemungkinan dirinya melaju jadi kandidat wali kota pada Pilkada Depok 2020.

Ia digadang-gadang akan diusung Partai Gerindra dan PDI-P buat naik kelas jadi wali kota.

Kader Gerindra itu tak menampik bila ia mengejar tampuk kepemimpinan tertinggi di Kota Belimbing tersebut.

"Namanya partai pasti di depan bicara optimis demikian, enggak ada yang bicara siap hanya menjadi wakil wali kota. Enggak ada," ujar Pradi kepada wartawan, Selasa (11/2/2020) sore.

Baca juga: Enggan Sesumbar, Pradi Supriatna Tetap Yakin Naik Kelas di Pilkada Depok 2020

"Di spanduk-spanduk, tidak ada calon wakil. Pasti calon wali kota," tambah dia.

Meski mengaku optimis akan dicalonkan sebagai calon wali kota, Pradi tetap menyerahkan sepenuhnya keputusan tentang hal itu pada pengurus pusat koalisi Gerindra dan PDI-P.

Ia ogah sesumbar karena peta politik kerap bergolak di detik-detik akhir.

"Ending kan di belakang tetap (keputusan partai). Sekarang pasti bicaranya begitu (optimis jadi wali kota), mau (kader) Gerindra atau PDI-P, atau partai yang lain, sama saja," sebut Pradi.

Gamang tentukan wakil

Lantaran partainya berkoalisi dengan PDI-P, sejauh ini peluang paling logis bagi Pradi adalah berpasangan dengan calon dari PDI-P.

Akan tetapi, Pradi mengaku masih belum menentukan secara spesifik kriteria buat calon wakilnya, meskipun ingin menawarkan sesuatu yang "segar" buat Kota Depok seandainya terpilih jadi wali kota.

"Yang pertama bisa komunikasi, saling mengisi. Saling melengkapi saja seperti suami-istri," ujar Pradi.

"Yang penting punya kompetensi. Artinya dari sisi pendidikan, pengalaman, dan yang pasti punya elektabilitas juga," tambah dia.

Pradi menjelaskan, ia belum bisa bicara banyak soal kriteria wakilnya karena keputusan soal kandidat yang akan maju selalu ditentukan pengurus pusat partai masing-masing.

Ia mengapresiasi nama-nama yang mulai muncul ke permukaan untuk adu gagasan sebagai beauty contest.

"Masih banyak hal yang memungkinkan terkait komposisi nanti. Kita lihat apa yang akan terjadi ke depan, semua masih memungkinkan," ujar dia.

Terpincut wajah baru

Pradi turut mengapresiasi wajah-wajah baru yang belakangan muncul jelang kontestasi 5 tahunan di Kota Depok itu.

Hingga saat ini, terhitung ada 4 wajah baru yang mulai wara-wiri meramaikan bursa kandidat bakal calon penguasa Kota Depok.

Baca juga: Pradi Supriatna Anggap Wajah Baru di Pilkada Depok 2020 akan Bawa Angin Segar

Tampak paling serius ialah pasangan Yurgen Sutarno-Reza Zaki yang kini tengah berjibaku menghimpun 85 ribu KTP dukungan warga Depok buat maju sebagai calon independen.

Kemudian, ada pula Rama Pratama dan Bayu Adi Permana, dua politikus muda eks PKS yang mulai sowan sana-sini ke tokoh-tokoh penting di Depok.

"Mereka potensial. Cuma saya belum pernah bertemu langsung dengan mereka. Saya pikir mereka orang-orang yang peduli terhadap Depok. Tampaknya perlu ke depannya kita sharing," ujar Pradi.

Sosok-sosok muda itu dianggap mampu memberi banyak diskursus segar soal perkembangan Kota Depok.

Menurut dia, mereka sanggup memberi aneka sumbangsih pemikiran soal pengelolaan Depok dari perspektif kemajemukan dan membawa pendekatan ilmiah yang mereka bawa dari perguruan tinggi.

Pradi tak menampik jika salah satu dari mereka bisa saja dia gaet seandainya ia jadi mencalonkan diri di Pilkada Depok 2020.

"Saya ingin dialog. Kalau cuma melirik kan hanya jauh," ujar politikus Gerindra tersebut.

"Kalau chemistry-nya dapat, kenapa tidak (digaet)," imbuh Pradi.

Selain Pradi dan koalisi Gerindra-PDI-P, sejauh ini sudah terbentuk setidaknya dua poros lain koalisi partai-partai politik menghadapi Pilkada Depok 2020.

PKS melalui DPD (dewan pimpinan daerah) sudah resmi menyodorkan tiga kadernya menjadi bakal calon Wali Kota Depok periode 2021-2026.

Mereka yakni Imam Budi Hartono (anggota DPRD Provinsi Jawa Barat), Moh Hafid Nasir (Ketua DPD PKS Depok/anggota DPRD Kota Depok) dan T. Farida Rachmayanti (anggota DPRD Kota Depok) bisa berkompetisi dengan para kandidat lain.

Selain itu, poros anyar bentukan Demokrat, PPP, PKB, dan PAN telah mendeklarasikan diri pada 1 Februari 2020. Poros itu belum menentukan sikap soal kandidat mana yang akan mereka dukung dalam Pilkada Depok 2020.

Golkar dan PSI hingga hari ini masih belum menentukan sikap soal ke koalisi mana mereka bergabung.

Sementara itu, Wali Kota Depok saat ini, Mohammad Idris belum juga digaet oleh koalisi mana pun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com