Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum M.H Thamrin yang Bersembunyi di Balik Ramainya Jakarta Pusat

Kompas.com - 20/02/2020, 12:51 WIB
Tia Astuti,
Jessi Carina

Tim Redaksi

"Kita (pihak Museum M.H Thamrin) sudah dan tetap melakukan usaha-usaha supaya lebih dikenal dengan promosi lewat festival-festival," ujar Vivaldi.

Fasilitas yang sudah memadai

Menurut pantauan kompas.com, Museum M.H Thamrin ini bisa dinikmati dalam waktu yang lama karena museum yang bersih dan harum, koleksi-koleksi antik yang terawat, serta etalasenya tidak ada yang berdebu.

Di dalam museum ini ada banyak benda-benda peninggalan M.H Thamrin, seperti radio, piring antik, kursi dan meja makan, sampai kereta jenazah yang mengantar M.H Thamrin ke peristirahatan terakhirnya di Karet.

Selain memajang benda-benda peninggalan M.H Thamrin, museum ini juga memberikan satu buah dvd yang berisi video dokumenter serta ruang audiovisual yang dilengkapi bangku-bangku dan AC.

Vivaldi menjelaskan untuk ruang audiovisual baru akan dinyalakan kalau pengunjung ingin melihat video dokumenter di dalamnya.

Untuk ukuran museum bersejarah, fasilitas yang diberikan pihak Museum M.H Thamrin ini tidak kalah dengan museum kekinian lainnya di Jakarta karena mereka juga memberikan fasilitas-fasilitas digital, seperti dvd dan ruang audiovisual.

Dari yang Kompas.com lihat, video dokumenter pun tidak monoton hanya menampilkan potongan video hitam-putih zaman penjajahan saja.

Beberapa adegan nuansa Jakarta zaman dulu dan sekarang juga ditampilkan seolah yang menonton bisa melihat perbandingannya.

Adegan-adegan ini diisi dengan narasi sejarah perjuangan M.H Thamrin yang diceritakan seorang host wanita.

Harga tiket masuk museum ini terbilang sangat murah yaitu Rp 2.000 untuk pelajar, Rp 3.000 untuk mahasiswa, dan Rp 5.000 untuk dewasa. Museum ini beroperasi dari pukul 8.00-16.00 dan tutup setiap Senin.

Namun untuk masuk ke dalam Museum M.H Thamrin ini harus dengan Jakcard. Bila Anda belum memiliki Jakcard, Anda bisa membelinya seharga Rp 35.000 dengan isi saldo Rp 20.000.

"Sekarang untuk masuk ke semua museum di Jakarta, harus pakai Jakcard karena sudah enggak ada tiket manual," ujar Vivaldi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com