Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solusi Atasi Banjir di Bekasi, Kolam Retensi hingga Normalisasi Kali Jadi Pilihan

Kompas.com - 26/02/2020, 19:49 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Kota Bekasi sudah tiga kali dilanda banjir pada awal 2020 ini. Mulai 1 Januari, 8 Februari, hingga 25 Februari 2020 lalu.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, dirinya telah membuat beberapa upaya untuk mengatasi banjir di Bekasi.

Salah satu solusi yang dilakukan oleh Pepen, panggilan akrab Rahmat Effendi, adalah memperbanyak kolam retensi hingga polder di Kota bekasi.

Baca juga: 3 Korban Jiwa dan 1 Hilang dalam Musibah Banjir di Bekasi

“Yang harus dilakukan (solusi banjir) secara makro ini pertama mendesain master plan drainase. Yang kedua adalah teknisnya bagaimana memeperbanyak embung kolam, tandon, polder untuk menjadi tangkapan air," ujar Pepen di Kantor Pemkot Bekasi Kota, Rabu (26/2/2020).

Pepen mengakui bahwa saat ini kolam retensi hingga polder di Kota Bekasi semakin lama semakin berkurang lantaran banyaknya perumahan baru yang terus bertambah yang dibangun.

Sehingga air hujan tidak dapat lagi ditampung dengan baik dan mengakibatkan luapan air.

Baca juga: [UPDATE] 90 Titik di Bekasi Masih Terendam Banjir

“Jadi siklus air yang hampir 600 liter per detik itu tidak bisa ditampung sehingga tidak bisa diakselerasikan. Dia (air) nyari tempat yang rendah, tempat yang rendah itu sudah pasti perumahan yang lama-lama,” ujar Pepen.

Oleh karena itu pihaknya tengah memetakan anak kali yang dilintasi oleh Sungai Cikeas.

Hal itu bertujuan agar mempermudah pihaknya menormalisasi kali-kali itu dan menyebar pembuatan kolam retensi hingga polder.

“Kami mau petakan master-nya, tapi secara mikronya satu-satu kami urut tuh kali yang dilintasi Sungai Cikeas. Sebab tidak berimbang bangunnya (perumahan dengan kali atau saluran air yang ada),” ucap dia.

Baca juga: Cerita Korban Banjir di Bekasi, Tak Betah Tidur di Pengungsian dan Ingin Segera Pulang

Pepen menjelaskan, saat ini ada 11 lokasi penampungan debit air, yakni, dua di Galaxy Bekasi Selatan, di Kelurahan Pengasinan, di Perumnas 3, Bendungan Koja Jatiasih, Danita Bekasi Timur, Rawapasung Kelurahan Kalibaru, Komplek Dosen IKIP, Bumi Nasio Indah, Ciketing Udik, polder Perumahan Fajar Bekasi Selatan.

"Nah yang mau kami buat tahun ini mulai adalah di Kempo Jatimakmur, Pondok Gede," ucap Pepen.

Selain itu, pihaknya juga tengah bekerja sama dengan BWSCC untuk menormalisasi kali Bekasi.

Adapun sebelumnya Kementerian PUPR telah menganggarkan Rp 4,3 triliun untuk melakukan pengerukan atau normalisasi.

"Pak Menteri PUPR bilang mau ada revitalisasi selama 3 tahun anggaran sebesar Rp 4,3 triliun. Tapi kan mulai di kerjakan bulan September 2020," ucap dia.

Pepen berharap dengan solusi yang dibentuk itu bisa menyelesaikan banjir di kawasan Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com