Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Belasan Tahun Warga Rorotan Terbiasa Mengungsi di Kontainer ketika Banjir

Kompas.com - 27/02/2020, 18:28 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Rorotan Idham Mugabe menyebutkan, kebiasaan warga Kampung Kesepatan, Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara mengungsi di kontainer saat banjir sudah berlangsung belasan tahun.

"Jadi lokasi kampung Kesepatan itu memang dia jauh dari permukiman lainnya. Dia ada di seputaran pool kontainer. Nah terkait dengan lokasi pengungsian di pool kontainer itu, itu sudah berlangsung belasan tahun," kata Idham saat dihubungi, Kamis (27/2/2020).

Idham menyebutkan, setiap musim hujan datang, kampung tersebut memang langganan terendam banjir.

Baca juga: Rumah Kebanjiran, Warga Rorotan Mengungsi di Kontainer

Tahun ini saja sudah lima kali warga terpaksa mengungsi akibat rumah mereka tergenang.

Pada Minggu (23/2/2020) dan Selasa (25/2/2020) kemarin saja, ketinggian air selalu di atas satu meter.

"Iya kita di hari pertama (Minggu) itu ketinggian (banjir) 120 cm. terus di hari kedua (Selasa) 110 cm, jadi paling tinggi," ujar Idham.

Pemerintah sejatinya menyediakan tenda pengungsian bagi ratusan warga Kampung Kesepatan yang tinggal di sana.

Namun, warga rata-rata menolak karena kontainer dianggap lebih nyaman sebagai tempat tinggal sementara.

"Kami menawarkan tenda, tapi mereka enggak mau, karena angin, panas, dan itu juga sumbangan pemilik lahan, pemilik kontainer," ucap Idham.

Baca juga: 2 Hari Banjir Jakarta, 6.309 Warga yang Mengungsi dan Anies Tak Banyak Komentar

Meski tak tinggal di lokasi yang sudah ditentukan pemerintah, pihak Kelurahan tetap menyerahkan logistik pengungsian bagi 419 orang yang terhitung mengungsi di sana.

Hingga hari ini, puluhan warga masih bertahan di kontainer-kontaner itu lantaran mereka khawatir dengan prediksi BMKG yang menyatakan bahwa hujan akan kembali turun pada hari ini.

"Sebagian sih udah pada pulang, tapi masih ada yang bertahan karena liat di sini (ponsel) prediksi BMKG katanya hujan lagi. Dari pada bolak balik," kata Slamet Mulyono (67) kepada wartawan di lokasi pengungsian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com