Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebaran Virus Corona dan Upaya DKI Petakan Potensi Penularan di KRL

Kompas.com - 13/03/2020, 08:45 WIB
Nursita Sari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Virus corona tipe 2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 telah menyebar luas ke berbagai negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Covid-19 sebagai pandemi global pada Rabu (11/3/2020), setelah virus corona yang pertama kali diketahui di Wuhan, China, akhir Desember 2019 itu menyebar cepat ke lebih dari 100 negara dalam waktu tiga bulan.

Khusus di Indonesia, ada 34 kasus pasien positif Covid-19 per Kamis (12/3/2020) kemarin.

Tiga dari 34 pasien tersebut dinyatakan sembuh. Satu orang dinyatakan meninggal dunia, yakni kasus 25.

Sementara itu, masih ada dua pasien dengan hasil uji lab sudah menunjukkan negatif corona. Namun, pasien 03 dan pasien 10 ini masih harus menunggu hasil uji lab kedua. Jika masih negatif, mereka bisa dipulangkan dari rumah sakit.

Baca juga: Pemprov DKI: Sebaran Virus Corona Ada di Depok dan Kemang

Merebaknya virus corona membuat Pemprov DKI Jakarta melakukan sejumlah langkah antisipasi penyebaran virus corona. Salah satunya dengan memetakan potensi penyebaran virus lewat transportasi umum.

Pemetaaan itu disusun berdasarkan sebaran pasien yang positif virus corona.

Sebaran pasien positif corona

Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman DKI Jakarta Suharti mengatakan, kasus pasien positif terinfeksi virus corona banyak terjadi di permukiman tidak kumuh atau permukiman tidak padat penduduk.

Menurut dia, pasien yang positif corona hingga kini tidak ada yang tinggal di permukiman padat penduduk.

"Kami temukan untuk saat ini, mudah-mudahan tidak terjadi sebaliknya, bahwa masih banyak terjadi di permukiman yang bukan permukiman kumuh," ujar Suharti di Balai Kota DKI Jakarta, kemarin.

Baca juga: Pemprov DKI: Kasus Virus Corona Banyak Terjadi di Permukiman Tak Kumuh

Suharti berujar, sebaran virus corona saat ini terjadi di Depok, Jawa Barat, dan Kemang, Jakarta Selatan. Orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) terkait kasus Covid-19 juga paling banyak di wilayah selatan Jakarta.

"Teman-teman juga tahu persebaran (virus corona) ada di Depok, ada di Kemang, dan sebagainya," kata Suharti.

Jangan sampai masuk permukiman padat penduduk

Melihat data sebaran pasien positif virus corona saat ini, Pemprov DKI akan berupaya mencegah penyebaran virus meluas. Tujuannya, jangan sampai virus tersebut masuk ke permukiman padat penduduk.

Menurut Suharti, lebih berbahaya jika virus corona masuk ke permukiman padat penduduk.

"Akan lebih bahaya kalau masuk ke wilayah padat penduduk karena sirkulasi udara yang tidak bagus, penduduk dalam kondisi rumah yang tidak baik, tidak punya fasilitas di rumah untuk melakukan self karantina, dan sebagainya," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com