Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyintas Covid-19 Pertama di Bekasi Ingatkan Pentingnya Ubah Rasa Takut Jadi Optimisme Kesembuhan

Kompas.com - 03/04/2020, 17:05 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - “Virus (Covid-19) ini belum ada obatnya, kecuali memotivasi diri, mengubah rasa takut menjadi sebuah optimisme,” demikian pernyataan Arief Rahman Hakim,  ketika ditanya apa yang menjadi kunci keberhasilannya sembuh dari Covid-19.

Penyintas Covid-19 pertama di Bekasi ini mengaku kerap berpikir positif selama menjalani perawatan isolasi di Rumah Sakit Mitra Keluaga Bekasi Timur.

Arief tak pernah memikirkan dan mengkhawatirkan risiko terburuk yang mungkin terjadi karena virus corona telah menggerogoti tubuhnya.

Baca juga: Cerita Pasien Covid-19 Pertama di Bekasi Berjuang 20 Hari hingga Sembuh

Arief selalu meyakinkan dirinya akan sembuh dan bisa kembali bertemu dengan keluarga dan teman-temannya.

Ia percaya, semua orang yang mengenalnya mendoakannya, Tuhan juga tak akan tidur dan akan mengabulkan doannya untuk sembuh.

“Virus, ya kita yang membuat dia sembuh. Saya yakin Allah pasti juga menyembuhkannya. Saya rasa Allah menurunkan penyakit itu pasti akan menyembuhkan, harus yakin sama Allah. Kita jangan terbawa psikis kita yang panik,” kata Arief kepada Kompas.com, Kamis (2/3/2020).

Untuk menghilangkan rasa khawatir maupun takut, Arief pun tidak memegang gadget dan menonton televisi.

Baca juga: Bangganya Pasien Sembuh Covid-19 di Bekasi Ceritakan Dokter dan Perawat yang Mengurusnya...

Ia menyibukkan diri untuk membaca buku motivasi dan beribadan menggunakan perlengkapan shalat yang dititipkan istrinya ke perawat yang mengurusnya.

Dengan begitu, hari demi hari ia lewati dengan penuh semangat optimisme, bangkit melawan virus corona itu.

“Saya tidak lihat gadget dan media sosial karena saya tahu malah membuat saya semakin stres. Bahkan saya tidak tahu jam berapa di ruangan itu. Jadi supaya enggak kerasa saya baca buku motivasi, dzikir dan baca Al-Quran,” kata Arief.

Baca juga: Pasien Covid-19 Pertama di Bekasi Sembuh: Terus Berzikir, Baca Buku Motivasi, Tak Lihat Medsos

Selama dirawat, Arief terus berdoa dan mengevaluasi dirinya.

Kata Arief, sehat adalah anugerah terbesar yang Tuhan berikan kepada setiap manusia.

Sehingga sepatutnya kita terus bersyukur dengan semesta yang kerap memberikan sehat.

“Di situ pelajaran yang saya ambil banyak sekali. Setiap bangun tidur saya selalu bersyukur. Karena memang selama ini di rumah kurang bersyukur,”

“Di ruang isolasi itu kamarnya kecil, sendirian lagi. Tapi kalau sehat itu luar biasa nikmatnya. Allah selalu menjadi penyemangat saya setiap hari,” tambah dia.

Ia juga berpesan untuk para pejuang Covid-19 saat ini agar tetap optimis sembuh.

Sebab dengan keyakinan penuh sembuh, imun di dalam tubuh akan kuat melawan virus corona.

“Virus ini enggak ada obatnya kecuali memotivasi diri, berpikir ketakutan menjadi sebuah optimisme gitu. Sehingga apa kalau saya tidak salah hormon endorfin kita naik. Dengan naiknya hormon kita kekebalan kita semakin kuat. Percaya Allah akan angkat penyakit kita,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

Megapolitan
7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang "Itu Jarinya Buntung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com