Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesanan Baju Merosot, Konveksi Rumahan di Jakarta Utara Kebanjiran Pesanan Masker Kain

Kompas.com - 05/04/2020, 15:48 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pelaku usaha konveksi rumahan di kawasan Sunter Agung, Jakarta Utara, mengaku kebanjiran pesanan pembuatan masker kain untuk melindungi diri agar tak tertular Covid-19.

Suharno mengatakan bahwa sebelum pandemi, konveksi milik keluarganya hanya menerima pesanan berupa pakaian anak-anak dan dewasa dari para pedagang grosir.

Tetapi, pada kondisi saat ini para pelanggan tetapnya itu justru meminta dibuatkan masker kain.

Baca juga: Masker Kain Hanya Tangkal Virus 70 Persen, Masyarakat Diminta Tetap Jaga Jarak

“Awalnya kami bikinnya baju-baju anak sama dewasa gitu. Kalau masker baru mulai bikin itu seminggu lebih ini. Jadi kita ada pelanggan tetap minta maskernya, ya sudah deh coba aja bikin, dan ternyata ngantre yang pesanannya,” ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (5/4/2020).

Menurut Suharno, banyak dari pelanggannya yang justru mengganti pesanan baju anak menjadi order masker kain karena tingginya permintaan di pasaran dan banyak masyarakat yang ingin membeli.

Di sisi laih, hal ini juga menjadi peluang bagi tempat usahanya untuk mendapakan penghasilan lebih. Karena jumlah order pakaian dari para pedagang memang menurun drastis karena banyaknya pasar yang tutup.

Baca juga: Jual Cincin Emas, Wanita di Aceh Sumbangkan Masker dan Hand Sanitizer ke Driver Ojol

“Jadi pelanggan malah kayak ngusulin ide, mending bikin masker aja kayaknya sekarang banyak yang butuh. Sudah gitu orang jualnya kan pada mahal-mahal, nah mereka juga mikirnya karena beli di kami tangan pertama jadinya murah,” ungkapnya.

Sejauh ini, konveksi milik Suharno bisa memproduksi hingga 20 lusin masker kain per hari, untuk nantinya dikirimkan kepada pelanggan tetap maupun di pasarkan sendiri secara online dan kepada warga sekitarnya.

Awalnya, dia mengaku sempat kuwalahan memenuhi permintaan produksi yang setiap hari kerap bertambah jumlahnya. Alhasil, Suharno pun menyiasatinya dengan memprioritaskan produksi masker kain dibandingkan pakaian.

“Karena memang ga banyak permintaan makanya kita prioritasin bikin masker aja sekarang ini. Karena permintaannya juga tinggi. Jadi memang masker sih yang lagi di kejar, ya karena peluang disitu,” katanya.

Adapun masker kain yang diproduksi oleh konveksi milik Suhrano dijual dengan harga Rp 90.000 per lusinnya. Sementara untuk harga satuannya, yakni sekitar Rp 7.500.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com