Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Para Sopir Angkot Tuntut Bantuan Sosial dari Pemerintah

Kompas.com - 22/04/2020, 06:46 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com – Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah berlaku di Depok sejak 15 April 2020. Aktivitas warga di luar rumah dibatasi.

Sopir angkot menjadi salah satu pihak yang paling terdampak dengan kebijakan ini. Minimnya mobilitas warga, ditambah adanya pembatasan kapasitas angkut kendaraan umum (maksimal 50 persen), membuat para sopir angkot tak bisa mendapat penghasilan sebanyak biasanya.

Pemerintah bertanggung jawab menyalurkan bantuan sosial (bansos) guna meringankan beban mereka, bersama dengan para pekerja sektor informal lain yang pendapatannya menukik sejak PSBB diterapkan.

Akan tetapi, sepekan PSBB berlangsung, belum ada tanda-tanda para sopir angkot di kota itu diperhatikan pemerintah. Pada saat bersamaan, dapur mereka harus tetap mengepul dan perut punya batas waktu menahan lapar.

Baca juga: Ribuan Sopir Angkot Tagih Bansos, Ini Jawaban Pemkot Depok

"Sekarang Rp 30.000 untuk dibawa pulang. Demi Allah. Itu sudah termasuk bensin," kata seorang pengemudi angkot bernama Edi Irwan di Depok kepada wartawan, Selasa (21/4/2020).

"Itu hasil narik (kerja) satu hari. Biasanya kami bawa pulang Rp 90.000-110.000 sehari, sudah sama bensin. Saya anak 2, istri 1. Bayangkan saja, anak masih sekolah," tutur dia.

Edi hanya satu dari sekian banyak sopir angkot yang nasibnya kian suram jika pemerintah tak memenuhi segera mengulurkan bantuan buat mereka.

Wajar ia menaruh harapan besar pada pemerintah.

2.000 lebih sopir angkot tagih janji pemerintah

Sekretaris Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Depok M Hasyim menyatakan, ada lebih dari 2.000 sopir angkot di Depok, Jawa Barat, yang saat ini menanti bansos dari pemerintah.

Hasyim mendesak pemerintah segera menggelontorkan bantuan sosial bagi para pengemudi angkot yang terpukul kebijakan PSBB.

Pemerintah Kota Depok memang sebelumnya berjanji bakal terus mendata para pekerja sektor informal sebagai penerima bantuan sosial akibat terdampak PSBB.

"Untuk Pemerintah Kota Depok, ayo dong kami diperhatikan," ungkap Sekretaris Organda Kota Depok, M Hasyim, kepada wartawan, Selasa.

Baca juga: Lebih dari 2.000 Sopir Angkot di Depok Menanti Bansos

Hasyim mengatakan, para pengemudi angkot mengharapkan bantuan "sekecil apa pun, baik uang atau sembako" dari pemerintah.

Ia melanjutkan, Organda Kota Depok secara kelembagaan telah menyetorkan data seluruh sopir angkot yang saban hari mencari nafkah di Depok ke pemerintah, untuk dijadikan acuan penerima bantuan sosial.

Hasyim menjamin, data yang disodorkan Organda Kota Depok ke pemerintah valid.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com