Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramadhan pada Saat Pandemi, Pedagang Dodol Pun Sepi Pesanan

Kompas.com - 24/04/2020, 08:05 WIB
Cynthia Lova,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wabah Covid-19 terus merebak. Pasien Covid-19 bertambah tiap hari. Hingga Kamis (23/4/2020), kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 7.775.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, salah satunya dengan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Dengan PSBB, masyarakat diminta untuk berdiam di rumah dan tak boleh berkerumun. Bahkan, masyarakat dilarang untuk mudik ke kampung halaman menjelang Idul Fitri tahun ini.

Berbagai kebijakan itu berdampak pada ekonomi masyarakat. Hal itulah yang kini dirasakan Rokiyah, pedagang dodol khas Betawi di Beji, Depok, Jawa Barat. 

Baca juga: Dampak Covid-19, Menaker: Lebih dari 2 Juta Pekerja Di-PHK dan Dirumahkan

Dodol merupakan salah satu makanan yang sering dicari orang menjelang dan selama bulan Ramadhan. Namun, karena ada pandemi Covid-19, Rokiyah kini sepi pesanan, padahal masa puasa Ramadhan telah dimulai Jumat ini.

Perempuan 63 tahun itu mengeluh karena hingga kini belum ada yang memesan dodolnya. Kondisi ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Dodol buatan Rokiyah merupakan incaran banyak orang, terutama warga Depok menjelang dan saat Ramadhan.

“Belum ada yang pesan. Nanti kalau sudah ada yang pesan baru ngebuat (dodol). Harusnya kalau bulan segini (jelang Ramadhan) sudah pada pesan dari jauh hari,” ujar Rokiyah, kemarin.

Biasanya, menjelang Ramadhan Rokiyah sudah belanja persediaan untuk membuat dodol. Hal itu tidak terjadi kali ini. Dia masih berada di rumah, menunggu ada yang memesan dodol.

“Biasanya mah hari gini sudah stok gula merah, gula pasir, beras untuk buat dodol. Sekarang belum ada pesanan,” ujar dia.

Ia menyatakan, para karyawannya sudah menunggu dan bertanya-tanya kapan membuat dodol. Rokiyah memang mengerjakan beberapa orang untuk membantunya membuat dodol.

“Karyawan saya mah udah nanyain kapan mulai buatnya. Lah saya bingung... kalau buat nanti siapa yang beli. Makanya, tiap ditanya saya senyum aja,” ujar dia.

Rokiyah mengatakan, harga bahan baku untuk membuat dodol melonjak di tengah pandemi Covid-19. Hal itu juga membuat dia ragu untuk membuat dan menjual dodol kali ini.

Jika harga dinaikkan, ia khawatir tak ada yang membeli dodolnya. Soalnya, kondisi ekonomi masyarakat juga umumnya sedang susah.

“Harga bahan semua naik, mau naikin harga, tapi takut pada enggak beli. Apalagi masyarakat masih bingung, rata-rata mikirin makan, ini malah beli dodol,” tutur dia.

Rokiyah mengemukakan, biasanya omzetnya saat Ramadhan sekitar Rp 5 hingga Rp 6 juta. Omzet seperti itu saat ini tidak mungkin diperoleh.

Dia hanya berharap Covid-19 segera lenyap dari Indonesia sehingga aktivitas warga bisa berjalan normal.

“Berharapnya Covid-19 enggak ada lagi, saya bisa jualan normal. Ya banyak-banyak berdoa bagi kita semua,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com