Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga 28 April, 234 Pengendara Langgar Aturan PSBB dan Nekat Mudik di Kota Bekasi

Kompas.com - 28/04/2020, 15:14 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sejak Jumat (24/4/2020) sampai Selasa (28/4/2020), polisi mencatat ada 234 kendaraan yang melanggar aturan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maupun larangan mudik.

Kapolres Metro Kota Bekasi Kombes Wijonarko menyampaikan pelanggaran itu ditemukan di tiga titik penyekatan di Kota Bekasi.

Tiga titik penyekatan itu yakni Sumber Artha Kalimalang, Medan Satria, dan Bantar Gebang.

"Hasil evaluasi kita mulai tanggal 24 April 2020 sampai hari ini sudah kita lakukan penindakan 234 baik itu roda dua atau roda empat yang melakukan pelanggaran. Baik itu pelanggaran PSBB maupun pelanggaran mudik,” ujar Wijonarko di Bekasi, Selasa (28/4/2020).

Baca juga: Empat Hari Larangan Mudik, Jumlah Kendaraan yang Diputar Balik Semakin Menurun

Winonarko mengataman, mereka yang melanggar aturan tersebut diminta mengisi surat teguran dan putar balik ke rumah.

"Dalam pelaksanaanya kita putar balik, sebelumnya kita minta mereka isi surat teguran yang bersangkutan," ucap dia.

Wijornarko menyampaikan tim di lapangan terus memantau pengendara yang melintas di titik penyekatan.

Di lapangan, pihak kepolisian terus memantau pengendara yang tidak mengenakan masker, lalu pelat nomor kendaraan, dan kapasitas barang yang dibawa.

"Untuk menilai mana yang mudik atau tidak, tentu kita menyampaikan ke anggota di lapangan untuk dilaksanakan secara humanis namun tidak mengurangi rasa ketegasan. Misalnya dengan mengecek KTP pengendara, melihat pelat nomor kendaraan, disamping itu juga kita melihat barang bawaan ke pengendara sehingga kita bisa menilai arah mereka kemana," kata dia.

Baca juga: Polsek Metro Tamansari Pasang Spanduk Berbahasa Daerah Berisi Larangan Mudik

Sementara untuk jalur-jalur tikus yang masih menjadi peluang masyarakat mudik, polisi telah bekerja sama dengan Satpol PP dan Dinas Perhubungan untuk menjaganya secara keliling.

“Lalu lokasi yang dianggap jalan tikus kita berkoordinasi dengan wilayah Jaktim sehingga secara umum bisa dijaga,” ucap Wijonarko.

Ia mengimbau masyarakat menaati aturan dari Pemerintah untuk tidak mudik sehingga penyebaran Covid-19 tidak meluas.

"Kami sampaikan ke masyarakat untuk ikuti aturan kebijakan Pemerintah untuk untuk melarang mudik. Karena dalam pelaksanaannya berlapis, mungkin lolos di Bekasi tapi di Kabupaten masih ada penyekatan di Karawang. Kalau dari sini lolos tapi di Karawang diputar balik otomatis yang rugi kalian. Jadi mending dari awal tidak mudik,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com