Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Kasus Positif Covid-19 di DKI Jakarta Menurun seperti Klaim Pemerintah?

Kompas.com - 11/05/2020, 18:01 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta disebut menurun semenjak penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo.

Menurut dia, hal ini terlihat dari proporsi kasus positif di Jakarta dengan total kasus secara nasional.

Jika sebelum PSBB jumlah persentase kasus positif di DKI Jakarta 50 persen dari kasus nasional, maka setelah PSBB jumlah kasus menjadi 39 persen dari jumlah nasional.

Baca juga: Doni Monardo: Dampak PSBB, Kasus Positif Covid-19 di DKI Menurun

"DKI pada tanggal 5 April kasus terkonfirmasi positif DKI adalah 50 persen dari (total kasus) nasional. Setelah dilakukan PSBB dan pada tanggal 5 Mei yang lalu, terjadi penurunan jumlah kasus terkonfirmasi DKI menjadi 39 persen dari nasional," ujar Doni usai rapat bersama Presiden Joko Widodo melalui video conference, Senin (11/5/2020).

Namun, seperti apa naik turun kasus Covid-19 di Jakarta sejak PSBB?

 

Kompas.com pun menyusun timeline perkembangan kasus Covid-19 di Jakarta mulai hari pertama penerapan PSBB:

  1. 10 April 2020: Pada hari pertama PSBB, bertambah 91 orang yang positif
  2. 11 April 2020: Pasien positif bertambah 93 kasus
  3. 12 April 2020: Bertambah drastis ke angka 179
  4. 13 April 2020: Bertambah 160 pasien positif
  5. 14 April 2020: Pertambahan kasus melandai ke angka 107
  6. 15 April 2020: Angka pertambahan kembali turun, yakni 98 pasien positif
  7. 16 April 2020: Pertambahan terbanyak sejak muncul kasus Covid-19 di Jakarta, yakni 223 pasien positif
  8. 17 April 2020: Pertambahan melambat ke angka 153
  9. 18 April 2020: Pertambahannya turun hingga setengah dibanding hari sebelumnya, yakni 79 pasien positif
  10. 19 April 2020: Bertambah 131 kasus
  11. 20 April 2020: Bertambah 79 kasus
  12. 21 April 2020: Bertambah cukup banyak 167 kasus
  13. 22 April 2020: Bertambah 120 kasus
  14. 23 April 2020: Pertambahan terus melandai sebanyak 107 pasien
  15. 24 April 2020: Pasien positif bertambah 99 orang
  16. 25 April 2020: Bertambah 76 pasien positif
  17. 26 April 2020: Bertambah 65 pasien
  18. 27 April 2020: Bertambah dengan angka 86 pasien positif
  19. 28 April 2020: Pasien positif bertambah 118 orang
  20. 29 April 2020: Bertambah 83 orang pasien positif
  21. 30 April 2020: 105 pasien positif di Jakarta
  22. 1 Mei 2020: Bertambah 145 pasien positif
  23. 2 Mei 2020: Menurun ke angka 72 orang
  24. 3 Mei 2020: Terus menurun ke angka 62 pasien positif
  25. 4 Mei 2020: Menurun lagi ke angka 55
  26. 5 Mei 2020: Naik drastis dan bertambah 169 pasien positif
  27. 6 Mei 2020: Turun ke angka 68 pasien positif per hari
  28. 7 Mei 2020: Turun lagi ke angka 66
  29. 8 Mei 2020: Kembali naik ke angka 127 pasien positif
  30. 9 Mei 2020: Menurun drastis ke angka 57
  31. 10 Mei 2020: Naik lagi ke jumlah 182 pasien positif
  32. 11 Mei 2020: Turun ke angka 55 orang positif

 

Kasus positif di Indonesia semenjak PSBB di Jakarta:

  1. 10 April: Bertambah 219 pasien positif
  2. 11 April: Bertambah 330 pasien
  3. 12 April: Terus bertambah ke angka 399
  4. 13 April: Menurun ke angka 316
  5. 14 April: Turun lagi ke angka 282
  6. 15 April: Bertambah di angka 297
  7. 16 April: Kembali bertambah ke angka 380
  8. 17 April: Tercatat pertambahan di angka 407
  9. 18 April: Menurun di angka 325
  10. 19 April: Bertambah 327 pasien positif
  11. 20 April: Turun ke angka 185
  12. 21 April: Kembali naik di angka 375
  13. 22 April: Menurun ke angka 283
  14. 23 April: Naik lagi ke 357 pasien positif
  15. 24 April: Bertambah 436 pasien
  16. 25 April: Jumlah pasien positif bertambah 396
  17. 26 April: Turun di angka 275
  18. 27 April: Kembali turun ke angka 214
  19. 28 April: Pasien positif bertambah 415
  20. 29 April: Menurun di angka 260
  21. 30 April: Naik lagi di angka 347
  22. 1 Mei: Terus naik ke angka 433
  23. 2 Mei: Pasien positif berjumlah 292
  24. 3 Mei: Bertambah 349 orang yang positif
  25. 4 Mei: Bertambah lagi di angka 395
  26. 5 Mei: Terus bertambah di angka 484
  27. 6 Mei: Menurun di angka 367
  28. 7 Mei: Kembali turun di angka 338
  29. 8 Mei: Turun lagi di angka 336
  30. 9 Mei: Menembus angka 533
  31. 10 Mei: Bertambah 387 orang positif
  32. 11 Mei: Jumlah positif 233 orang

Dari data tersebut, terlihat persentase jumlah pasien Covid-19 di Jakarta berbeda-beda setiap harinya.

Jika dibandingkan dengan angka nasional, ada jumlah kasus di DKI yang persentasenya tetap 50 persen dari nasional meski telah PSBB.

Misalnya pada tanggal 13 April 2020, ada 160 pasien positif di DKI, sedangkan jumlah pasien positif di Indonesia 316 orang. Artinya, persentase positif DKI Jakarta adalah 50,5 persen.

Adapun kadang kala persentase di DKI bahkan hanya 25 persen dari persentase nasional.

Contohnya pada 6 Mei 2020, hanya 68 pasien positif di DKI, sedangkan secara nasional sebanyak 368.

Baca juga: UPDATE: 233 Kasus Baru Covid-19 Tersebar di 15 Provinsi, DKI dan Jabar Tertinggi

Ini membuktikan bahwa tak ada data yang menunjukkan pasien Covid-19 di DKI melandai hingga 50 persen jumlah nasional sesuai klaim pemerintah.

Pasalnya, kurva tersebut terus naik dan turun setiap harinya, bahkan bisa sangat drastis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com