Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak 24 April, Polisi Paksa Putar Balik 30.900 Kendaraan yang Hendak Keluar Jabodetabek

Kompas.com - 23/05/2020, 15:49 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya mencatat telah memutarbalikkan 30.900 kendaraan yang hendak keluar Jabodetabek sejak Operasi Ketupat dimulai 24 April 2020 lalu.

"Di Cikarang Utama saja 14.116, kemudian di Cikupa sekitar 5.095, dan jalan-jalan arteri lain ada 16 titik sekitar 11.689 yang kami putar balikkan," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus kepada wartawan pada Sabtu (23/5/2020).

Dalam catatan polisi, terpantau ada penurunan arus balik sejak berlangsungnya Operasi Ketupat, namun melonjak mulai 4-5 hari lalu.

Baca juga: Anies: Jika PSBB Jakarta Longgar, Menambah Beban Kerja Tenaga Medis

Sekitar 4.700 kendaraan di antaranya merupakan mobil travel yang kucing-kucingan dengan petugas.

"Terutama di Kamis (21/5/2020) sempat melonjak, memang sepertinya orang memaksakan diri untuk tetap mudik, walaupun ada larangan mudik dari pemerintah. Sempat melonjak cukup tinggi, dalam sehari bisa 4.000 (kendaraan diputar balik) lebih dan tadi malam juga sama," jelas Yusri.

Namun, 30.900 kendaraan yang diputar balik oleh polisi selama sebulan itu tak seberapa dibandingkan dengan arus kendaraan yang keluar Jabodetabek via jalan tol dalam 6 hari terakhir saja.

Baca juga: Anies: Arus Mudik dan Balik Berpotensi Sebabkan Gelombang Kedua Covid-19

Catatan PT Jasa Marga hanya dalam 6 hari, yakni 17-22 Mei 2020, sebanyak 430.399 mobil telah meninggalkan Jakarta ke arah barat, selatan maupun timur.

Sebagai contoh, Gerbang Tol Cikampek Utama telah dilintasi oleh 96.693 mobil dari arah Jakarta, hanya dalam kurun 6 hari terakhir.

Di Gerbang Tol Cikupa Jalan Tol Merak-Tangerang, 146.276 mobil terpantau meninggalkan Jakarta dalam periode yang sama.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengingatkan masyarakat di Jakarta untuk tidak mudik Lebaran 1441 Hijriah.

Anies berujar, arus mudik dan arus balik berpotensi menyebabkan gelombang kedua penyebaran Covid-19 di Ibu Kota.

Baca juga: Pemkot Bekasi Distribusikan 3.664 Botol Hand Sanitizer ke 916 Masjid yang Bakal Gelar Shalat Idul Fitri

Padahal, pergerakan virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19 di Jakarta saat ini mulai terkendali.

"Bila terjadi arus mudik, lalu arus balik, potensi terjadi gelombang kedua (penyebaran Covid-19) sangat besar," ujar Anies dalam konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta yang disiarkan akun Facebook Pemprov DKI, Jumat (22/5/2020).

Karena itu, Anies meminta warga untuk melindungi saudara-saudaranya di kampung dan warga lainnya dengan tetap tinggal di Jakarta.

Anies mengingatkan, orang yang merasa sehat belum tertentu terbebas dari Covid-19.

"Banyak di antara kita yang sudah terpapar Covid-19 tapi tidak memiliki gejala. Inilah yang sangat berbahaya. Kalau tidak punya keluhan bukan berarti aman," kata Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com