Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Jakarta Ingin Terapkan New Normal, Tingkatkan Fasilitas Kesehatan hingga Tes PCR

Kompas.com - 29/05/2020, 09:47 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Fraksi Demokrat DPRD DKI Jakarta Mujiyono mengatakan, ada sejumlah hal yang harus dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta jika menerapkan new normal atau kenormalan baru di Ibu Kota dalam mengahapi wabah Covid-19.

New normal diwacanakan bakal diterapkan setelah periode ketiga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta berakhir pada 4 Juni nanti.

Syarat utama yang harus dipenuhi agar kenormalan baru diterapkan adalah angka reproduksi efektif (Rt) Covid-19 kurang dari 1 (Rt < 1).

Jika RT kurang dari 1, itu arti 1 orang yang terpapar Covid-19 belum tentu menularkan penyakit itu ke satu orang lainnya. Jika angkanya lebih dari 1, katakan 2, itu artinya satu orang yang terpapar bisa menularkan penyakit itu ke 2 orang lainnya.

Baca juga: Seluruh Protokol Kesehatan Harus Ditegakkan Saat Memasuki New Normal

"Untuk itu harus ada transparansi dan akuntabilitas dari pengukuran yang dilakukan. Angka median dari reproduksi efektif (Rt) di Provinsi DKI Jakarta saat ini 0,98783. Angka ini harus benar-benar valid dan sesuai dengan fakta yang sebenarnya," kata Mujiyono, Jumat (29/5/2020).

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kapasitas sistem kesehatan di DKI Jakarta perlu ditingkatkan, terutama ruang ICU, perlengkapan dan peralatan medis seperti ventilator, APD (alat pelindung diri), serta tenaga medis.

Menurut dia, saat ini, jumlah ruang ICU, ventilator dan tenaga medis masih jauh dari cukup untuk menangani pasien Covid-19. Bahkan sebelum wabah Covid-19, kapasitas ruang ICU tidak mencukupi.

"Untuk meningkatkan kesiapan sistem kesehatan masyarakat (public-health system readiness), diperlukan penambahan tempat tidur rumah sakit dengan rasio di atas 3,5 per 1.000 penduduk. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu adanya percepatan penambahan tempat tidur atau ruang perawatan dan sarana pendukungnya. Maka, perlu dipertimbangkan untuk mendirikan rumah sakit dan fasilitas kesehatan darurat secara masif," ujar dia.

Baca juga: Penerapan New Normal di DKI, Polisi Akan Disiagakan di Pasar hingga Prasarana Transportasi

Dengan pertimbangan tersebut, refocussing APBD harus diprioritaskan untuk meningkatkan kapasitas public-health system readiness di DKI Jakarta.

Selain itu, kemampuan melakukan tes PCR harus ditingkatkan secara masif untuk mengetahui kondisi sebenarnya penyebaran Covid-19 di Jakarta.

Ketua Komisi A itu mengungkapkan, DKI Jakarta mungkin lebih banyak melakukan tes dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Namun bila dibandingkan dengan negara lain masih cukup tertinggal.

"Seperti Singapura tes per 1 juta penduduk adalah sebanyak 50.364, Korea Selatan 16.375, dan Malaysia sebanyak 15.822. Semakin banyak tes dilakukan maka akan semakin dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya," kata dia.

Tak hanya itu, pengawasan saat new normal diterapkan juga harus efektif, disertai dengan sanksi yang ketat sehingga semua protokol kesehatan dipatuhi publik dan dunia usaha.

Pemprov DKI juga perlu melibatkan RW dan RT untuk melakukan pendataan dan pengawasan warga yang kembali dari kampung halaman setelah Lebaran.

"Harus dilakukan isolasi secara mandiri paling sedikit 14 hari (masa inkubasi) sebelum dapat beraktivitas normal," ujar Mujiyono.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com