Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Terjadi Lonjakan PDP dan ODP Selama Dua Bulan Terakhir di Jakarta

Kompas.com - 31/05/2020, 10:42 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah tiga bulan sejak Presiden Indonesia Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia.

Sejak saat itu, Provinsi DKI Jakarta menjadi salah satu episentrum penyebaran virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2), yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Beberapa indikator yang ditetapkan pemerintah terkait penyebaran Covid-19 di Indonesia adalah jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

ODP adalah seseorang yang tidak menunjukkan gejala (sehat), tetapi pernah memiliki kontak erat dengan pasien positif Covid-19.

Baca juga: UPDATE 30 Mei: Ada 47.714 ODP dan 12.832 PDP

ODP juga bisa dimaknai orang dengan demam atau gejala pernapasan yang memiliki riwayat perjalanan dari negara atau area transmisi lokal.

Sementara PDP adalah mereka yang memiliki gejala panas badan dan gangguan saluran pernapasan. Gangguan saluran pernapasan itu bisa ringan atau berat, serta pernah berkunjung ke atau tinggal di daerah yang diketahui merupakan daerah penularan Covid-19.

Tidak hanya itu, PDP ini juga memiliki indikasi atau diketahui pernah berkontak dengan langsung dengan kasus yang terkonfirmasi atau probabel Covid-19.

Jika dilihat dari data yang ada dalam web corona.jakarta.go.id, masih terdapat lonjakan PDP dan ODP di Jakarta.

Baca juga: Kronologi 14 Warga Tambora Jadi ODP Covid-19 hingga Dukungan dari Tetangga

Lonjakan PDP terjadi pada April 2020

Pada awal April 2020, jumlah PDP saat di Jakarta sebanyak 1.196 pasien, di mana 823 diantaranya harus menjalani perawatan.

Angka itu masih terus bertambah dari hari ke hari, namun tak terjadi kenaikan yang signifikan. Hingga kemudian, pada 17 April 2020 ada 2.865 PDP, di mana 1.373 yang masih dirawat.

Tapi pada 18 April 2020 grafik PDP Jakarta melonjak drastis. Pada tanggal ini tercatat ada 5.155 PDP di mana ada 1.468 orang yang masih dirawat, sementara 3.687 dipulangkan dan sehat.

Baca juga: Jumlah OTG, OPD, dan PDP Covid-19 di Depok Merosot Drastis dalam Sehari, Ada Apa?

Jumlah tersebut terus menerus bertambah hingga bulan Mei 2020. Pada 1 Mei 2020, jumlah PDP Jakarta meningkat 449 dengan total 5.604 pasien.

Dari jumlah tersebut, masih ada 997 pasien yang masih dalam perawatan.

Pada pertengahan Mei 2020 tepatnya pada tanggal 15, jumlah PDP di Jakarta ada pada angka 7.470 orang. Dari jumlah tersebut masih ada 558 pasien yang sedang dirawat.

Kemudian data terbaru yakni tanggal 30 Mei 2020 sudah ada 10.068 PDP yang tercatat di Jakarta. Dari data kemarin, masih ada 816 yang sedang dirawat.

Baca juga: Petugas Ber-APD Dibentak, Diusir, dan Hampir Diamuk Warga Saat Evakuasi PDP yang Kabur

Jumlah ODP Jakarta meningkat tajam Mei

Berdasarkan data yang ada dalam web corona.jakarta.go.id, di bulan Mei 2020 ODP di Jakarta penambahan ODP di terbilang landai.

Pada 1 Mei 2020, jumlah ODP tercatat ada 2.394 orang. Saat itu, ada 1.896 orang yang pemantauannya telah usai.

Sementara pada pertengahan Mei 2020 pertambahan ODP di Jakarta sebanyak 571 orang dengan jumlah total 2.991 orang. Pada tanggal ini, 2.407 orang telah selesai dipantau.

Lalu, jumlah ODP meningkat cukup banyak di minggu-minggu terakhir bulan Mei 2020. Pada 30 Mei 8.246 ODP di Jakarta. Sebanyak 8.031 orang di antaranya telah selesai dipantau.

Baca juga: Angka Kematian ODP dan PDP 3,5 Kali dari Pasien Positif Covid-19

Penambahan cukup banyak tersebut masih terlihat di pertengahan bulan ini. Angkanya meningkat hampir dua kali lipatnya dari akhir April yakni mencapai 14.790 ODP, tapi 14.646 di antaranya sudah selesai dipantau.

Lonjakan signifikan semakin menjadi dua minggu terakhir bulan Mei 2020 ini, bahkan lebih dua kali lipat dari pertengahan bulan.

Hingga tanggal 30 Mei 2020 tercatat ada 33.294 ODP di Jakarta. Dari puluhan ribu ODP itu hanya 758 orang yang masih dalam pemantauan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com