Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cikal Bakal Menteng, Ambisi Belanda Punya Kota Taman di Batavia

Kompas.com - 20/06/2020, 19:34 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecamatan Menteng di Jakarta Pusat merupakan salah satu permukiman elite di Jakarta. Sejak zaman penjajahan, Belanda sudah berencana menjadikan area itu menjadi kota taman pertama di Indonesia.

Adalah perusahaan de Bouwploeg yang mulanya membangun Menteng menjadi kota taman seperti Minerva (laan) di Belanda. Hal ini diceritakan dalam buku berjudul "Batavia Kota Banjir" oleh Alwi Shahab. 

Bouwpleng merupakan nama perusahaan real estate yang didirikan arsitek Pieter Adriaan Jacobus Moojen pada tahun 1879. Pada tahun 1920 sampai 1940-an, arsitek inilah yang membangun kawasan Menteng sebagai pemukiman modern pertama di Jakarta.

Nama perusahaaan de Bouwploeg oleh lidah Betawi dahulu disebut Boplo.

Baca juga: Lapangan Monas dari Masa ke Masa, Pernah Jadi Pacuan Kuda

Perusahaan real estate pertama di Indonesia itu memiliki kantor yang dibangun di sebidang lahan di tengah dua jalur jalan yang kini bernama Jalan Cut Meutia. Namun, kini gedung Boplo tersebut menjadi Masjid Cut Mutia, Jakarta Pusat.

NV De Bouwploeg yang kala itu dipimpin oleh Pieter Adriaan Jacobus Moojen membangun Menteng. Berkat tangan Moojen, Menteng kala itu menjadi taman kota pertama meniru daerah Minerva (laan) di Amsterdam.

Ketika Menteng dibangun, perusahaan-perusahaan Belanda terutama yang bergerak di bidang perkebunan kala itu sedang menghadapi kejayaan. Bahkan pemilik modal dari Belanda dan Eropa pun banyak ke daerah Menteng. Untuk menampung pemilik modal dari Belanda dan Eropa maka dibangunlah Menteng yang sampai ini menjadi kawasan elite di Jakarta.

Seorang tokoh arsitek nomor satu Belanda ketika berkunjung ke Jakarta sebelum Perang Dunia II menyebut Menteng sebagai Europese burt (Kawasan Eropa) dan Minerva sebagai lingkungan yang chic (kelas tinggi).

Baca juga: Ini Daftar Acara Virtual Sambut HUT ke-493 DKI Jakarta

Sesudah tahun 1918, bersamaan dengan meninggalnya si perancang, Bouwploeg atau Boplo dinyatakan bangkrut.

Gedung kantor perusahaan ini lalu digunakan sebagai kantor pos pembantu, kemudian menjadai tempat AL Jepang pada saat Perang Dunia II.

Sesudahnya dimanfaatkan oleh Staatspoorweg (jawatan Kereta Api masa Hindia Belanda). Setelah kemerdekaan pada tahun 1954, Bouwploeg ini digunakan sebagai perumahan kemudian sekertariat DPRGR dan MPR pada tahun 1964 dan Kantor Urusan Agama (KUA) yang sekaligus berfungsi sebagai masjid hingga saat ini.

Bahkan, Kawasan Menteng pada tahun 1970 dibanggakan sebbagai tempat tinggal diplomat, Menteri, dan presiden.

Namun, berbanding terbalik pada saat ini kawasan Menteng yang sudah banyak dibongkar. Lalu lintasnya pada pagi hingga malam di Kawasan Menteng juga macet. Bangunannya pun sudah campur aduk, berbeda dengan ketika masih tertata baik dan diisi dengan bangunan bergaya selaras satu sama lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Megapolitan
'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Megapolitan
Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Megapolitan
Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Megapolitan
Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Terbang dari Tanjung Lesung menuju Pondok Cabe

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Terbang dari Tanjung Lesung menuju Pondok Cabe

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com