JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono mengatakan, Jakarta masih sulit menurunkan kasus Covid-19.
Alasan dia, mobilitas penduduk yang keluar-masuk Jakarta dari Bodetabek cukup tinggi.
"Jabodetabek ini luar biasa. Orang dari daerah itu ke tengah, ke Jakarta. Ini juga yang membuat Jakarta akan tetap sulit sekali menurunkan kasus (Covid-19)," ujar Pandu dalam webinar 'Urgensi Penanganan Permukiman Padat Penduduk Menghadapi Pandemi Covid-19', Kamis (9/7/2020).
Baca juga: Epidemiolog: Jangan Mimpi Pandemi Covid-19 Akan Selesai Tahun Ini
Berdasarkan bahan paparan yang disampaikan Pandu, tim FKM UI menemukan, kepadatan penduduk di tengah Jakarta pada hari kerja di bulan Juni (masa transisi) meningkat dibandingkan pada saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di bulan Mei.
Kepadatan penduduk makin meningkat tiap pekannya.
Kepadatan penduduk terjadi di kawasan perkantoran. Perkantoran di Jakarta diketahui kembali beroperasi pada masa transisi.
"Kita melihat Jakarta itu akhirnya di siang hari (penduduk) akan menumpuk di tengah. Ini Jakarta di mana sebenarnya menjadi pusat kerumunan. Kerumunan itu yang membuat virus karena interaksi manusia memudahkan virus itu pindah," kata dia.
Baca juga: Sepekan Ini, Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Naik meski Tes Berkurang
Pandu kemudian memaparkan perkiraan tren jumlah kasus Covid-19 di Ibu Kota.
Grafik kasus Covid-19 di Jakarta diperkirakan akan terus meningkat hingga Agustus 2020 jika cakupan pelacakan, pengetesan, dan isolasi yang dilakukan Pemprov DKI rendah, serta kedisiplinan penduduk dalam melaksanakan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, juga rendah.
Sebaliknya, jika cakupan pelacakan hingga isolasi yang dilakukan Pemprov DKI tinggi dan kedisiplinan penduduk melaksanakan 3M juga tinggi, grafik kasus Covid-19 di Jakarta diprediksi akan terus melandai hingga Desember 2020.
"Kalau kita bisa bekerja lebih cepat, kita akan cepat menanganinya," ucap Pandu.
Baca juga: Bertambah 344 Kasus Covid-19 di Jakarta, Lonjakan Tertinggi Sejak Kasus Perdana
Hingga Rabu kemarin, jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta menembus angka 13.069 pasien. Jumlah pasien bertambah 344 orang dibandingkan data terakhir pada Selasa.
Tambahan jumlah pasien positif Covid-19 dalam 24 jam terakhir itu merupakan tambahan kasus tertinggi sejak munculnya kasus pertama di Ibu Kota, pada 3 Maret 2020.
Tambahan kasus disebabkan adanya jumlah WNI yang baru tiba di Indonesia dan transit di Jakarta.
Tercatat 51 orang dari total penambahan kasus positif Covid-19 di Jakarta pada Rabu kemarin merupakan WNI yang baru kembali dari luar negeri.
Sementara itu, sebanyak 36 orang dari total penambahan kasus merupakan laporan kasus akumulasi dalam satu bulan terakhir yang baru dilaporkan dari salah satu laboratorium Rumah Sakit.
Sisanya, yakni 257 orang, merupakan penemuan kasus baru dari rumah sakit dan puskesmas, baik dari pasien, hasil contact tracing maupun active case finding.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.