Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kak Seto Minta Kementerian PPPA Evaluasi Predikat "Layak Anak" Kota Depok

Kompas.com - 10/07/2020, 13:11 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Psikolog anak Seto Mulyadi atau kerap disapa Kak Seto meminta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengevaluasi predikat layak anak yang disandang Kota Depok, Jawa Barat.

"Yang memberikan (predikat layak anak) itu kan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Ini juga bahan evaluasi dari kementerian yang menganugerahkan penghargaan itu," kata Kak Seto ketika dihubungi Jumat (10/7/2020) pagi.

Kota Depok tengah didera isu miring mengenai keselamatan anak. Persoalan itu bukan hanya soal anak-anak yang kerap menggelandang di jalanan untuk mengais rezeki dan sudah jadi wajah keseharian Kota Depok.

Baca juga: Dua Kali Penculikan Anak di Sukmajaya Depok, Polisi Janji Makin Rajin Patroli

Belakangan, percobaan penculikan terhadap anak-anak mulai muncul di Depok. Dalam dua pekan, dua percobaan penculikan terjadi di Kecamatan Sukmajaya.

Upaya pertama bahkan sempat membuat empat anak diculik dan dibawa sampai ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, sebelum anak-anak itu ditemukan polisi.

Kemudian, di Depok saat ini juga tengah bergulir kasus pencabulan terhadap puluhan anak-anak di salah satu gereja.

Tahun lalu, seorang remaja nyaris mengakhiri hidupnya karena depresi usai diperkosa dua  orang pria.

Semua kasus tersebut belum memasukkan daftar insiden tawuran antarpelajar yang sering pecah di Depok dan tak jarang memakan korban jiwa.

"Apalagi dalam situasi pandemi ini, kejahatan terhadap anak meningkat. Kekerasan terhadap anak juga. Ini juga mungkin berbagai permasalahan membuat orangtua stres dan tegang, ekonomi, sehingga kewaspadaan menjaga anak juga lemah," tambah Kak Seto.

"Kita semua harus mengevaluasi sejauh mana konsistensi penjagaan wilayah masing-masing untuk bisa betul-betul ramah anak," ujar Seto yang menjabat sebagai Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) tersebut.

Kapolres Metro Depok, Kombes Azis Andriansyah menyampaikan, dalam setahun belakangan, pihaknya menerima 123 laporan pencabulan anak di Depok.

"Itu baru pencabulan, belum kekerasan dalam rumah tangga dan jenis eksploitasi anak lain. Ini yang jadi koreksi bagi kita semua karena 123 ini kasus yang dilaporkan, di hilir. Yang tidak ketahuan berapa banyak? Hulunya bagaimana?" ungkap Azis dalam sebuah acara yang difasilitasi Kak Seto di Bojonggede, 3 Juli 2020.

Baca juga: Anak-anak Korban Pencabulan di Gereja di Depok Diduga Dikondisikan agar Tak Merasa Dicabuli

"Juga begal di sini anak muda semua. Itu gambaran, belum lagi seks komersial berkaitan dengan anak juga lumayan di sini. Capek kami tangkap dan sidiknya, apakah dibiarkan atau memang pergaulan. Ada umur 14 tahun, 15 tahun, sehari 4 kali melayani. Sangat memprihatikan," lanjut Azis dalam kesempatan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com