Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pacar Ungkap Kegalauan Yodi Sebelum Tewas Sempat Bilang: Kalau Aku Enggak Ada, Kamu Bagaimana?

Kompas.com - 25/07/2020, 11:07 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Walda Marison,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi mengungkap sejumlah kesaksian yang menjadi petunjuk penyidik dalam mengungkap kasus kematian editor video Metro TV, Yodi Prabowo.

Salah satunya adalah kesaksian S, pacar Yodi. Kepada S, Yodi mengaku berkali-kali bertanya sebuah pertanyaan yang janggal.

"Kepada S, korban bilang berkali-kali bilang kalau saya enggak ada. Penafsiran kami, kalau korban meninggal. Ini disampaikan berulang-ulang kepada S," ucap Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade dalam jumpa pers di kantor Mapolda Metro Jaya, Kamis (25/7/2020).

Baca juga: Polisi Temukan Bukti Rekaman CCTV Yodi Prabowo Beli Pisau di Ace Hardware

Tubagus mengungkapkan bahwa ada rencana pernikahan antara Yodi dan pacarnya tahun depan.

Tubagus mengungkap, dalam perjalanan asmara Yodi dan S, polisi mengaku mendapatkan adanya konflik di antara mereka karena ada kehadiran perempuan lain berinisial L.

Namun, persoalan ini disebutkan sudah selesai.

Polisi kemudian bergerak dari barang-barang bukti yang ditemukan di lokasi.

Tim Labfor Polri sudah memeriksa semua barang bukti, seperti rambut, pisau, motor, ponsel, dompet, dan pakaian korban.

Baca juga: 16 Hari Menyusun Serpihan Fakta Kasus Kematian Yodi Prabowo...

Hasilnya, semua barang bukti itu tidak ditemukan sidik jari orang lain. Polisi juga sudah memeriksa bercakan darah yang ada di pisau hingga cipratan darah di tembok, dipastikan seluruhnya adalah darah korban.

Tak ditemukan pula tanda-tanda terjadinya pertikaian di lokasi ataupun di sekitarnya.

Salah satu petunjuk yang sangat kuat adalah rekaman CCTV di toko Ace Hardware, di mana Yodi membeli sebuah pisau seorang diri pada tanggal 7 Juli 2020, siang hari.

Di toko itu, Yodi hanya 8 menit. Di sana, ia datang khusus untuk membeli pisau dan langsung membayar dan meninggalkan Ace Hardware. Dari situ, dia berangkat ke kantornya di Metro TV.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com