Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Terapkan Jam Malam, Wali Kota Bekasi Tak Ingin Rem Perekonomian Warga

Kompas.com - 01/09/2020, 13:26 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi belum menerapkan jam malam di wilayahnya seperti yang dilakukan sejumlah pemerintah kota lain di tengah pandemi Covid-19.

Alasannya, masyarakat sudah mulai beradaptasi menjalani kehidupan masa adaptasi tatanan hidup baru atau pelonggaran PSBB. Selain itu perekonomian warga juga sudah mulai berjalan.

"Kita tidak bisa menggerakkan tiba-tiba, orang sudah adaptasi tatanan baru masyarakat produktif. Kenapa kita korelasikan dengan produktif? Karena kita ingin, Presiden kan bilang rem Covidnya, gas ekonominya. Kalau kita rem dua-duanya, matilah kita,” ujar Rahmat kepada wartawan, Selasa (1/9/2020).

Rahmat mengatakan, pihak Pemkot Bekasi kini lebih menguatkan RW Siaga. Apalagi belakangan ini di Kota Bekasi muncul klaster keluarga.

Baca juga: Tempat Tidur Pasien Covid-19 di RS Swasta Bekasi Terisi 90 Persen, Ini Komentar Wali Kota

Menurut Rahmat, RW Siaga bisa menjadi motivasi sendiri agar masyarakat sadar menerapkan aturan protokol kesehatan di lingkungannya masing-masing.

Tidak hanya meningkatkan kesadaran warga dengan taat menerapkan protokol kesehatan, namun RW Siaga juga menghidupkan kreatifitas warga untuk menciptakan ketahanan pangan dan menjaga wilayah dari tindak kriminal.

“Nah kan Bapak bilang Covid itu kan kita ribut lagi yang ditingkat RW itu, RW siaga. Di dalamnya itu kita sebar ASN juga sudah turun mereka (mengawasi RW siaga),” ucap Rahmat.

Dengan penerapan RW Siaga, ia berharap dapat menekan angka penyebaran Covid-19 di wilayah Kota Bekasi.

Baca juga: Antrean Sampel Semakin Banyak, Pemkot Bekasi Dapat Tambahan Alat PCR Covid-19

“Kalau RT ataupun RW berjalan semuanya (taat aturan protokol kesehatan), minimal masker aja dulu deh yang katanya kena denda segala macam. Udahlah yang tidak menggunakan masker itu nanti urusan Tuhan saja. Intinya kalau semuanya sadar menggunakan masker itu semua, Insya Allah aman semua. Kan sekarang itu syaratnya hanya masker saja,” tutur dia.

Sebagai informasi, dua daerah tetangga Kota Bekasi, yakni Kota Bogor dan Kota Depok telah menerapkan jam malam.

Pada penerapan jam malam tersebut, pemerintah daerah membatasi jam operasional layanan secara langsung di toko, rumah makan, kafe, mini market, supermarket dan mal sampai dengan pukul 18.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com