Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Depok Nyaris Tak Mampu Tampung Pasien

Kompas.com - 14/09/2020, 17:51 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengumumkan, kapasitas rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di wilayahnya sudah nyaris penuh saat ini.

Keadaan lebih darurat ditemui pada ketersediaan ICU (Intensive Care Unit) dan HCU (High Care Unit) sebagai ruang perawatan pasien Covid-19 bergejala berat. Menurut Idris, ruang ICU dan HCU sudah habis di Depok.

"Kami hitung seluruh rumah sakit. Ada 9 rumah sakit rujukan di Depok, itu kapasitasnya kalau yang (untuk pasien Covid-19 bergejala) ringan terisi 63 persen, yang (bergejala) sedang terisi 81 persen," kata Idris, Senin (14/9/2020).

Baca juga: Ridwan Kamil Sebut RS di Depok Mulai Penuh dan Mengkhawatirkan

"Yang (untuk pasien Covid-19 bergejala) berat memang sudah 100 persen. Itu yang ICU dan perlu oksigen segala macam," lanjut dia.

Kepala Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Depok, Alif Noeriyanto juga mengungkapkan kondisi serupa.

Saat ini, rumah-rumah sakit rujukan Covid-19 di Depok memang masih dapat menampung pasien tetapi kapasitasnya semakin tipis.

Jika tren pertumbuhan kasus Covid-19 di Depok tak berkurang, suatu hari rumah sakit akan penuh oleh pasien Covid-19.

"Hingga saat ini memang masih bisa ditangani, tetapi rata-rata BOR (bed occupancy rate, tingkat keterisian tempat tidur) Covid-19 sudah di atas 80 persen di rumah sakit," kata Alif kepada Kompas.com, Senin.

"Kalau memang sekarang banyak yang positif, kami harus menyiapkan back-up plan (rencana cadangan) untuk isolasi pasien-pasien. Ini yang memang harus dipikirkan lebih lanjut. Sekarang ini yang kami khawatirkan soal angka yang cukup meningkat signifikan," tambah Alif.

Kekhawatiran sejenis sebelumnya disampaikan dua rumah sakit utama rujukan Covid-19 milik pemerintah di Depok, yakni RS Universitas Indonesia dan RSUD Kota Depok.

RS Universitas Indonesia sampai harus menyeleksi 10-20 persen pasien yang datang karena penuhnya rumah sakit.

Baca juga: Ridwan Kamil Putuskan Bogor, Depok, dan Bekasi Menerapkan PSBM

Sementara itu, RSUD Kota Depok memberlakukan sistem daftar tunggu di IGD bagi pasien Covid-19 yang belum memperoleh ruang isolasi.

"Kondisi di lapangan terjadi beberapa peningkatan atau ekskalasi yang mereka susah mencari rujukan ICU atau high care," kata Direktur RSUD Kota Depok, Devi Maryori, Jumat lalu.

"Kami juga tidak menyangka kondisinya seperti itu," tambah dia.

Berdasarkan data terakhir yang dirilis kemarin, Kota Depok masih merupakan wilayah dengan laporan kasus positif Covid-19 tertinggi di wilayah Bodetabek, dengan total 2.832 kasus.

Di samping itu, kini ada 813 pasien positif Covid-19 yang sedang ditangani di Depok, melonjak lebih dari 300 persen dalam 2 bulan terakhir.

Meski kasus Covid-19 semakin parah dan Depok jadi zona merah nasional, Pemerintah Kota Depok belum akan memberlakukan PSBB ketat seperti di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com