Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Agustus, 290 Jenazah Dimakamkan dengan Prosedur Covid-19 di Kota Bekasi

Kompas.com - 16/09/2020, 06:53 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi sepekan yang lalu menyampaikan angka kematian di wilayahnya termasuk rendah dari wilayah lainnya.

Meski penularan Covid-19 di wilayahnya menyebar cepat, namun ia mengklaim bahwa angka kematian di Kota Bekasi cenderung rendah.

“Angka kematian masih rendah,” ujar Rahmat Selasa (8/9/2020).

Berdasarkan data pengelola TPU (Tempat Pemakaman Umum) Disperkimtan Kota Bekasi dari Maret hingga Agustus 2020, ada 290 jenazah yang dimakamkan dengan protap tersebut.

Baca juga: Pasien Covid-19 Bekasi yang Rumahnya Tak Memadai Jadi Tempat Isolasi Akan Dipindah ke Stadion Patriot

Berikut Kompas.com merangkum penambahan jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19 dari Maret hingga Agustus ini:

  1. Maret: 21 jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19 (3 jenazah Covid-19 dan 18 jenazah protokol).
  2. April: Bertambah 97 (15 Covid-19 dan 82 protap Covid-19), jadi 118 jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19.
  3. Mei: Bertambah 83 (10 Covid-19 dan 73 protap Covid-19), jadi 201 jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19.
  4. Juni: Bertambah 16 (1 Covid-19 dan 15 protap Covid-19), jadi 217 jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19.
  5. Juli: Bertambah 25 (9 Covid-19 dan 16 protap Covid-19), jadi 242 jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19.
  6. Agustus: Bertambah 48 (21 Covid-19 dan 27 protap Covid-19), jadi 290 jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19.

Berdasarkan di atas, penambahan jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19 memang fluktuatif jika dilihat data selama enam bulan belakangan ini.

Penambahan jumlah jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19 paling tinggi ada di bulan April dengan 97 jenazah yang dimakamkan dalam sebulan.

Namun, jumlah penambahan jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19 tersebut sempat terus turun pada bulan Mei dan Juni.

Baca juga: Ruang ICU untuk Pasien Covid-19 di Kabupaten Bekasi Sudah Terisi 95 Persen

Bahkan pada Juni, penambahan pasien Covid-19 yang dimakam dengan protap Covid-19 hanya satu orang.

Waktu berkurangnya jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19 itu bersamaan saat Kota Bekasi menjalani PSBB pada 15 April hingga awal Juni.

Pasalnya saat PSBB diterapkan, Pemerintah membatasi aktivitas warga dan jumlah angkut alat transportasi.

Perkantoran pun diwajibkan menerapkan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home. Satpol PP dan jajaran Dinas Perhubungan juga merazia dan mengenakan sanksi terhadap warga yang belum menjalankan protokol kesehatan Covid-19.

Bahkan petugas kepolisian juga berjaga di titik-titik perbatasan Kota Bekasi.

Namun, saat Kota Bekasi memutuskan untuk menjalani PSBB proporsional atau pelonggaran PSBB pada pertengahan Juni, jumlah jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19 melonjak kembali.

Bahkan, ada 73 penambahan jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19 ini pada Juli hingga Agustus.

Pasalnya pergerakan masyarakat mulai banyak dan aktivitas usaha pun mulai beroperasi kembali. Mulai dari kelab malam, rumah makan, dan tempat pariwisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com