Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depok Curhat, Pemprov Jabar Minim Intervensi saat Kasus Covid-19 Melonjak di Bodebek

Kompas.com - 30/09/2020, 12:43 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok menyambut rencana Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk berkantor di Depok guna meninjau langsung penanganan Covid-19 di Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek).

Juru bicara gugus tugas, Dadang Wihana menyebut, selama ini pihaknya kesulitan berkoordinasi dengan wilayah sekitar.

Pemprov Jawa Barat disebut minim intervensi padahal pandemi Covid-19 terjadi lintas wilayah.

Baca juga: Ridwan Kamil Mau Tinjau Langsung Penanganan Covid-19 Bodebek, Depok: Selama Ini Kami Tunggu-tunggu

"Kami mengetahui dan kami merasakan. Media komunikasi yang disediakan Provinsi ketika di awal-awal kasus, Maret, April, Mei itu media koordinasinya dilakukan secara rutin melalui rapat koordinasi dan rapat evaluasi yang dilaksanakan secara rutin," kata Dadang kepada wartawan, Rabu (30/9/2020).

"Tetapi memang kami merasakan selama dua bulan terakhir, ketika lonjakan kasus terjadi dan mayoritas Bodebek dalam zona merah, kehadiran provinsi untuk mengkoordinasikan dan memfasilitasi wilayah di Bodebek sangat minim," lanjut dia.

Sebagai informasi, wilayah Bodebek mengalami peningkatan signifikan kasus Covid-19 sejak awal Agustus lalu hingga sekarang.

Depok menjadi yang paling parah, dengan total laporan kasus positif Covid-19 sudah mencapai 4.239 kasus hingga kemarin, terbanyak di Jawa Barat maupun Bodebek.

Dari jumlah itu, 1.275 pasien masih dalam penanganan saat ini, sedangkan kapasitas rumah sakit di Depok disebut Ridwan Kamil "paling kritis" dengan keterisian lebih dari 80 persen.

Dadang mengeklaim, pihaknya selama ini harus berkomunikasi secara mandiri dengan wilayah-wilayah lain ketika hendak mengoordinasikan penanganan Covid-19.

"Kami merasakan, ketika menyusun kebijakan yang berhubungan dengan daerah-daerah lain, kami lakukan koordinasi secara parsial," ujar Dadang.

"Kami koordinasi dengan Kabupaten Bogor, kami koordinasi dengan Kota Bogor, kami koordinasi dengan Bekasi, kami koordinasikan dengan Jakarta. Bahkan, kami langsung mengakses ke pemerintah pusat dalam hal ini satgas pusat," lanjutnya.

Kehadiran yang ditunggu

Kehadiran Ridwan Kamil secara langsung untuk mengoordinasikan penanganan pandemi, kata Dadang, menjadi hal yang wajar dan sudah dinantikan sejak lama.

Ia mengeklaim, Depok sudah sejak beberapa waktu sebelumnya mengusulkan agar dibentuk satgas penanganan Covid-19 lintas wilayah, baik Jabodetabek, maupun Bodebek.

Baca juga: Ridwan Kamil Akan Berkantor di Depok, Gugus Tugas Covid-19 Mengaku Belum Diberi Tahu

Apabila satgas khusus Jabodetabek sulit dibentuk karena lintas provinsi, pembentukan satgas khusus Bodebek menjadi alternatif yang paling logis karena sama-sama ada di bawah komando Gubernur Jawa Barat.

"Kita ketahui bahwa pandemi ini bukan urusan lokalitas daerah semata, tetapi urusan lintas kabupaten dan kota, lintas provinsi, dan bahkan lintas negara," kata Dadang.

"Maka dari itu, kalau menurut saya, ini merupakan tanggung jawab yang harus diemban provinsi yang selama ini kami tunggu," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Megapolitan
Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari 'Beban Mental'

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari "Beban Mental"

Megapolitan
Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Sopir JakLingko Ugal-ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Megapolitan
Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Megapolitan
Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Megapolitan
Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Megapolitan
Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Megapolitan
Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Megapolitan
Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi 'Gemuk' pada Pilkada 2024

Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi "Gemuk" pada Pilkada 2024

Megapolitan
Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Megapolitan
Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com