Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ibu Pelajar di Bekasi, Seharian Cari Anak yang Ternyata Ada di Kantor Polisi

Kompas.com - 14/10/2020, 20:47 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com -Para pelajar di Bekasi yang ditangkap polisi saat hendak datang ke demo tolak Undang-Undang Cipta Kerja harus menginap semalam di kantor polisi, tanpa bisa memberi kabar ke orangtua.

Orangtua 50 pelajar itu pun merasa khawatir akan keberadaan anaknya.

Seperti salah satunya, Rina, orangtua dari pelajar yang ditangkap polisi ini mengaku seharian suntuk mencari anaknya.

Mulai ke rumah teman-temannya hingga ke beberapa kantor polisi.

"Khawatir, saya seharian itu mencari, enggak ada kabar kan, saya cari sampai tidak dagang," ujar Rina saat dikonfirmasi, Rabu (14/10/2020).

Baca juga: Polres Bekasi Pulangkan 50 Pelajar yang Ditangkap Ketika Hendak Ikut Demo Tolak Omnibus Law

Begitu tahu anaknya dipindahkan ke Polres Bekasi, Rina langsung bergegas datang melihat untuk melihat kondisi.

Dia mengaku lega melihat anaknya dalam keadaan baik-baik saja di kantor polisi.

"Saya dapat kabar dia sudah di sini, malam pukul 18.00 WIB kan kayaknya dapat kabar. Terus semalam saya ke Polres pukul 20.00 WIB memastikan anak saya. Saya disuruh masuk, dikasih lihat anak saya ada," kata Rina.

Dia mengaku tak menyangka melihat anaknya pertama kali masuk ke kantor polisi. Pasalnya di rumah, anaknya itu tak pernah membuat onar.

Bahkan menurut dia, anaknya itu lebih sering ada di rumah dibanding main dengan teman-temannya.

Rina menduga anaknya mau ikut aksi unjuk rasa karena diajak temannya.

Baca juga: Tangkap 50 Pelajar yang Hendak Demo, Polres Bekasi Pastikan Tak Akan Catat di SKCK

"Dia anaknya enggak pernah ke mana-mana. Dia ikut-ikutan temannya aja kali," ucap dia.

Dia juga tak setuju jika informasi yang beredar kalau keberadaan anaknya di kantor polisi akan masuk dalam catatan kepolisian (SKCK).

Sebab anaknya itu tak melakukan tindak pidana.

"Ya enggakklah, enggak setuju. Kan dia masih panjang ke depannya. Kan ibaratnya dia juga masih dalam pengawasan orangtua, kecuali dia ada masalah," ujar dia.

Rina berharap kejadian yang menimpa anaknya ini menjadi evaluasi ke depannya agar makin ketat mengawasi anaknya.

Ia berharap kejadian ini hanya berlangsung sekali.

"Semoga ini jadi pelajaran, saya juga akan lebih ketat lagi ngawasinnya," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com