JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Suwiryo mungkin masih terdengar asing bagi sebagian besar warga DKI Jakarta.
Suwiryo adalah gubernur pertama Jakarta setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Perlu diketahui, sejak kemerdekaan RI, Jakarta telah dipimpin 17 gubernur, mulai dari Suwiryo hingga Anies Baswedan.
Walaupun menjabat gubernur pertama Jakarta, Suwiryo bukanlah pria asli Betawi. Dia lahir di Pracimantoro, Wonogiri, pada 17 Februari 1903.
Suwiryo pernah mengeyam pendidikan di RHS (Sekolah Tinggi Hukum) di Jakarta.
Pada masa mudanya, Suwiryo giat dalam perhimpunan pemuda Jong Java hingga menjabat sebagai ketua umum Partai Nasional Indonesia (PNI).
Baca juga: Mengenal Ali Sadikin, Gubernur Jakarta Berwatak Keras yang Pernah Tampar Sopir Truk
Setelah tamat sekolah, dia bekerja di perusahaan milik Belanda yakni Centraal Kantoor voor de Statistiek.
Kariernya di perusahaan Belanda tak berlangsung lama.
Dia kemudian bekerja sebagai guru sekolah swasta nasional Perguruan Rakyat hingga memimpin majalah Kemudi.
Baca juga: Peninggalan Gubernur Jakarta Pertama yang Dipilih Langsung
Catatan Kompas.id, Suwiryo diangkat sebagai wali kota Jakarta oleh Presiden Soekarno pada 29 September 1945.
Kala itu, Jakarta belum ditetapkan sebagai provinsi sehingga masih berbentuk pemerintahan kota yang dipimpin seorang wali kota.
Suwiryo menjabat sebagai wali kota Jakarta selama dua tahun, sejak 29 September 1945 hingga 21 Juli 1947.
Ketika pemerintahan Indonesia dipindah ke Yogyakarta pada 4 Januari 1946, Suwiryo tetap tinggal di Jakarta sebagai pemimpin perwakilan RI.
Baca juga: Ketika Anak-anak Kampung Pulo Ditanya soal Gubernur Jakarta
Tiga program unggulan Suwiryo selama menjabat sebagai gubernur pertama Jakarta adalah membenahi persoalan tanah yang melanggar hukum.
Jawatan Pekerjaan Umum diminta untuk membuat Rencana Dasar Kota agar pemerintah kota dapat mengambil tindakan yang diperlukan.
Kemudian, mengatur lokasi orang bisa mendirikan rumah, pasar, dan fasilitas umum lainnya.
Sebelum menjabat sebagai gubernur Jakarta, Suwiryo telah menunjukkan rasa cintanya pada Indonesia dengan turut membantu menyiapkan upacara pengumuman Proklamasi Kemerdekaan RI di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.
Pada masa peralihan pemerintahan Kota Jakarta dari Jepang ke Indonesia, 7 September 1945, Suwiryo juga ditunjuk sebagai pemimpin pemerintah kota didampingi Bagindo Dahlan Abdullah sebagai wakil dan Suratno Sastroamidjojo sebagai sekretaris.
Berdasarkan arsip Pemprov DKI, Suwiryo pernah ditangkap dan dipenjarakan oleh pemerintah Belanda pada Agresi Militer I Belanda tanggal 21 Juli 1947.
Dia kemudian diasingkan ke Yogyakarta hingga akhir 1947.
Dua tahun kemudian, Suwiryo kembali ke Jakarta dan menjabat sebagai wali kota Jakarta Raya sejak 30 Maret 1950 hingga 2 Mei 1951.
Baca juga: Mau Orang Sunda, Jawa, Batak, Saya Dukung Jadi Gubernur Jakarta asal...
Setelah tak lagi menjabat sebagai kepala pemerintahan Jakarta Raya, Suwiryo dilantik sebagai Wakil Perdana Menteri periode 1951-1952.
Suwiryo wafat pada 27 Agustus 1967. Jenazah Suwiryo kemudian dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata, Jakarta, dengan upacara kenegaraan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.