Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luapan Kritik untuk Pemerintah soal Kerumunan Rizieq Shihab: Standar Ganda hingga Memalukan!

Kompas.com - 16/11/2020, 11:33 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Standar ganda, tebang pilih, mengecewakan, memalukan, menyedihkan.

Begitulah sebagian kecil luapan emosi khalayak jagat maya merespons rentetan kerumunan simpatisan pemimpin FPI Rizieq Shihab setelah kembali ke Indonesia.

Rizieq pulang ke Indonesia setelah tinggal di Arab Saudi sejak 2017.

Pantauan Kompas.com, masyarakat menumpahkan kritik negatif tersebut kepada pemerintah pusat dan Pemprov DKI, serta aparat negara dalam merespons pelanggaran protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.

Berbagai respons negatif tersebut terlihat dari komentar netizen di akun resmi Presiden Joko Widodo, Gubernur DKI Anies Baswedan, Kepolisian, hingga Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Emosi publik bukan tanpa sebab. Setidaknya ada lima peristiwa kerumunan yang dilakukan kelompok Rizieq di tengah pandemi Covid-19.

Baca juga: 5 Aktivitas Rizieq Shihab dan Kekhawatiran akibat Munculnya Kerumunan...

Kritikan pecah setelah acara terakhir, yakni pernikahan putri Rizieq, Sharif Najwa Shihab sekaligus menggelar peringatan Maulid Nabi SAW.

Acara tersebut digelar di kediaman Rizieq sekaligus markas FPI di Petamburan, Jakarta, Sabtu (14/11/2020).

Tak tanggung-tanggung, panitia memperkirakan tamu dan jemaah yang hadir mencapai 10.000 orang.

Akibatnya Jalan KS Tubun, Petamburan, sampai ditutup. Massa duduk berdesakan mengabaikan protokol kesehatan.

Acara ini tidak digelar mendadak. Pemerintah sudah mengetahui rencana acara jauh-jauh hari. Jumlah tamu yang diundang sudah diketahui sejak awal, yakni 10.000 undangan.

Baca juga: 10.000 Tamu Resepsi Putri Rizieq Shihab di Tengah Pandemi yang Difasilitasi Negara...

Estimasi jumlah massa tersebut diungkapkan Lurah Petamburan Setiyanto berdasarkan surat dari pihak FPI.

"Kalau dari suratnya sih 10.000 jemaah yang akan hadir," kata Setiyanto kepada Kompas.com, Jumat (13/11/2020).

Berdasarkan estimasi massa tersebut, tentu sejak awal sudah dapat diperkirakan bakal sulit untuk menerapkan protokol kesehatan, terutama jaga jarak.

Sementara Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih berlangsung di Jakarta. Angka penambahan harian kasus Covid-19 di Ibu Kota juga relatif tinggi.

Meski demikian, pihak kelurahan tetap membantu pihak Rizieq dengan menyediakan sejumlah fasilitas seperti tempat cuci tangan, mobil toilet dan ambulans.

Selain itu, Satgas Penanganan Covid-19 juga membantu dengan memberi sumbangan masker dan hand sanitizer.

Setidaknya ada 20.000 masker yang diberikan BNPB, terdiri dari masker medis dan masker kain.

Netizen kemudian membandingkan sikap pemerintah dan Satgas tersebut dengan ketegasan petugas kepada masyarakat yang melanggar protokol kesehatan, terutama tidak mengenakan masker.

Baca juga: Satgas: Pemprov DKI Tak Pernah Izinkan Resepsi Pernikahan Putri Rizieq Shihab

Netizen mengungkit kerja sosial seperti menyapu jalanan yang harus dilakukan para pelanggar masker. Sanksi lain, membayar denda.

Tak jarang, terjadi adu mulut antara pelanggar dengan petugas saat razia.

Publik juga membandingkan langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang melakukan sidak ke salah satu restoran di kawasan Jakarta Selatan untuk mengawasi penerapan protokol kesehatan.

Anies kemudian menyuruh anak buahnya untuk menutup sementara restoran tersebut dan mengenakan sanksi denda Rp 50 juta.

Baca juga: Sidak Kafe yang Ramai Pengunjung di Jaksel, Anies: Tahu Aturan?

Sebab restoran itu terbukti tak menjalankan protokol kesehatan, salah satunya membiarkan pengunjung berkerumun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com