DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengakui bahwa tren kasus Covid-19 di wilayahnya "mencemaskan".
Dari data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, kasus infeksi virus SARS-CoV-2 memang terus meroket imbas libur panjang akhir Oktober lalu.
Sejak pekan kedua November hingga sekarang, jumlah pasien Covid-19 di Depok sudah naik hampir 3 kali lipat, dari 1.052 pasien pada 11 November menjadi 3.066 pasien per kemarin.
Idris melontarkan bahwa pihaknya bakal membuat gerakan untuk merespons situasi ini selain 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) serta 3T (testing, tracing, dan treatment) yang sudah jadi prosedur standar.
Baca juga: Kronologi Kebakaran Hebat Selama 3 Jam di Asrama Mako Brimob Kelapa Dua Depok
"Covid-19 ini memang mencemaskan. Kita akan melakukan sebuah gerakan, tidak hanya 3M dan 3T yang kita kenal, tapi saya menamakannya adalah 2i, yaitu iman dan imun," ujar Idris kepada wartawan, Senin (21/12/2020).
"Jadi jangan hanya ikhtiar-ikhtiar manusia karena bencana ini tidak terlepas pada ketergantungan kita kepada Tuhan. Itu yang akan kita kembangkan di masyarakat: setiap agama harus sadar bahwa bencana ini tidak lepas dari kekuasaan Tuhan," imbuh dia.
Idris tidak mengemukakan lebih jauh implementasi jargon yang ia anggap sebagai gerakan ini.
Menurut dia, "iman" lekat dengan spiritualitas setiap orang, sedangkan "imun" dimaksud sebagai ikhtiar menjaga kesehatan.
Baca juga: Jumlah Pasien Covid-19 di Depok Capai Titik Tertinggi Usai Rekor 309 Kasus Baru
"Imun ya dengan ikhtiar tadi. Ada 3M dan 3T dan selanjutnya. Jadi kesadaran masyarakat juga kita perlukan," kata wali kota yang baru saja terpilih untuk berkuasa di periode kedua mulai 2021 nanti.
Jargon soal iman dan imun bukan pertama kali meluncur dari mulut Idris seorang. Sekitar 2 bulan silam, Satgas Penanganan Covid-19 RI juga mengapungkan jargon sejenis, yaitu "aman, iman, dan imun".
Ketua satgas sekaligus Kepala BNPB Doni Monardo pada medio Oktober menyebutkan, "aman" yang dimaksud yakni senantiasa patuh pada protokol kesehatan.
Sementara "iman" bermaksud supaya warga bersabar menghadapi musibah, sehingga dengan sabar itu seseorang mampu mengendalikan diri agar senantiasa patuh protokol kesehatan.
“Harus dilengkapi dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada Allah. Kepada Tuhan Yang Maha Esa,” jelas Doni waktu itu.
Sementara terkait "imun", warga diminta supaya selalu menjaga imunitas tubuhnya.