Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akui Tren Kasus Covid-19 Mencemaskan, Wali Kota Depok Bikin Gerakan "Iman dan Imun"

Kompas.com - 21/12/2020, 15:41 WIB
Vitorio Mantalean,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengakui bahwa tren kasus Covid-19 di wilayahnya "mencemaskan".

Dari data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, kasus infeksi virus SARS-CoV-2 memang terus meroket imbas libur panjang akhir Oktober lalu.

Sejak pekan kedua November hingga sekarang, jumlah pasien Covid-19 di Depok sudah naik hampir 3 kali lipat, dari 1.052 pasien pada 11 November menjadi 3.066 pasien per kemarin.

Idris melontarkan bahwa pihaknya bakal membuat gerakan untuk merespons situasi ini selain 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) serta 3T (testing, tracing, dan treatment) yang sudah jadi prosedur standar.

Baca juga: Kronologi Kebakaran Hebat Selama 3 Jam di Asrama Mako Brimob Kelapa Dua Depok

"Covid-19 ini memang mencemaskan. Kita akan melakukan sebuah gerakan, tidak hanya 3M dan 3T yang kita kenal, tapi saya menamakannya adalah 2i, yaitu iman dan imun," ujar Idris kepada wartawan, Senin (21/12/2020).

"Jadi jangan hanya ikhtiar-ikhtiar manusia karena bencana ini tidak terlepas pada ketergantungan kita kepada Tuhan. Itu yang akan kita kembangkan di masyarakat: setiap agama harus sadar bahwa bencana ini tidak lepas dari kekuasaan Tuhan," imbuh dia.

Idris tidak mengemukakan lebih jauh implementasi jargon yang ia anggap sebagai gerakan ini.

Menurut dia, "iman" lekat dengan spiritualitas setiap orang, sedangkan "imun" dimaksud sebagai ikhtiar menjaga kesehatan.

Baca juga: Jumlah Pasien Covid-19 di Depok Capai Titik Tertinggi Usai Rekor 309 Kasus Baru

"Imun ya dengan ikhtiar tadi. Ada 3M dan 3T dan selanjutnya. Jadi kesadaran masyarakat juga kita perlukan," kata wali kota yang baru saja terpilih untuk berkuasa di periode kedua mulai 2021 nanti.

Jargon soal iman dan imun bukan pertama kali meluncur dari mulut Idris seorang. Sekitar 2 bulan silam, Satgas Penanganan Covid-19 RI juga mengapungkan jargon sejenis, yaitu "aman, iman, dan imun".

Ketua satgas sekaligus Kepala BNPB Doni Monardo pada medio Oktober menyebutkan, "aman" yang dimaksud yakni senantiasa patuh pada protokol kesehatan.

Sementara "iman" bermaksud supaya warga bersabar menghadapi musibah, sehingga dengan sabar itu seseorang mampu mengendalikan diri agar senantiasa patuh protokol kesehatan.

“Harus dilengkapi dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada Allah. Kepada Tuhan Yang Maha Esa,” jelas Doni waktu itu.

Sementara terkait "imun", warga diminta supaya selalu menjaga imunitas tubuhnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com