Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Keluarga 6 Laskar FPI Memberi Kesaksian di Komnas HAM

Kompas.com - 22/12/2020, 06:40 WIB
Ihsanuddin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga enam anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) yang ditembak mati polisi mendatangi kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Senin (21/12/2020).

Mereka memberikan kesaksian serta sejumlah bukti untuk membantu tim penyelidik Komnas HAM mengungkap fakta sebenarnya terkait insiden bentrok itu.

Pantauan Kompas.com, rombongan keluarga enam laskar FPI tiba di Kantor Komnas HAM di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, sekitar pukul 10.00 WIB.

Keluarga yang datang berjumlah belasan orang. Mereka didampingi oleh pengacara dan sejumlah tokoh.

Baca juga: Keluarga 6 Laskar FPI Datangi Komnas HAM

Dari pihak kuasa hukum, ada Aziz Yanuar dan Sugito Atmo Prawiro. Lalu ada juga beberapa tokoh seperti Sekretaris Umum FPI Munarman, Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama Yusuf Kartal, serta politisi Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera.

Keluarga enam anggota laskar melakukan pertemuan tertutup dengan tim penyelidik Komnas HAM selama sekitar dua jam. Setelah pertemuan, pihak Komnas HAM dan pihak keluarga 6 laskar FPI memberikan keterangan kepada awak media.

Kondisi jenazah

Pihak keluarga mengaku memberikan sejumlah keterangan kepada Komnas HAM. Salah satunya adalah mengenai kondisi enam jenazah laskar FPI itu.

Salah satu keluarga korban menceritakan ulang soal kondisi jenazah anaknya kepada wartawan. Suhada, ayah dari Faiz Ahmad Syukur, menyebut terdapat tiga lubang bekas peluru di jenazah anaknya.

Baca juga: Menantu Rizieq Beri Kesaksian ke Komnas HAM Soal 6 Anggota FPI yang Tewas Ditembak Polisi

Lubang peluru itu terdapat di bagian leher, dada dan tangan. Ia juga menyebut terdapat luka lebam di jenazah putranya.

"Kami melihat suatu kebiadaban yang luar biasa. Sudah seperti ini difitnah pula anak kami yang menyerang polisi," kata dia.

Untuk menguatkan kesaksian yang telah disampaikan, pihak keluarga pun memberikan dokumen elektronik berupa foto dan video kondisi keenam jenazah laskar FPI.

Foto dan video itu diambil tepat setelah jenazah diserahkan oleh RS Polri kepada keluarga.

Otopsi Ulang

Kuasa hukum Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar memastikan, pihak keluarga mengizinkan Komnas HAM melakukan otopsi ulang jenazah enam laskar FPI yang tewas ditembak polisi.


"Kita menunggu dari Komnas HAM, yang jelas pihak keluarga siap, tergantung keputusan Komnas HAM," kata Aziz.

Baca juga: Keluarga Izinkan Komnas HAM Autopsi 6 Jenazah Laskar FPI

Meski demikian, Aziz menolak mengatakan bahwa otopsi oleh Komnas HAM merupakan otopsi ulang. Sebab, pihak keluarga tidak pernah memberikan persetujuan otopsi oleh kepolisian.

"Kita serahkan (ke Komnas HAM) untuk otopsi, bukan otopsi ulang ya karena dari keluarga tidak mengakui otopsi," ujarnya.

Pernyataan Aziz itu dibenarkan oleh Suhadq. Ia memastikan tidak pernah memberikan izin autopsi jenazah pada kepolisian.

Ia menyebut, pihak kepolisian memang sempat meminta izin untuk melakukan otopsi terhadap jenazah putranya.

Namun, permintaan itu hanya disampaikan melalui telepon. Ia pun langsung menolak permintaan tersebut.

"Kita tidak pernah mengizinkan polisi untuk melakukan otopsi pada jenazah," ujar Suhada.

Gambaran peristiwa makin detail

Ketua Tim Penyelidikan Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, laporan keluarga ini memberi lebih banyak kejelasan terkait peristiwa berdarah yang terjadi dua pekan lalu itu.

"Komnas HAM sudah menerima berbagai informasi, keterangan, dan pandangan hukum dari keluarga, organisasi, tim kuasa, yang menurut kami semakin membuat detailnya peristiwa," kata Anam.

Baca juga: Bertemu Keluarga 6 Laskar FPI, Komnas HAM Sebut Gambaran Peristiwa Makin Detail

Anam pun berterima kasih kepada keluarga yang kooperatif dan terbuka. Ia sekaligus memastikan bahwa pihaknya akan terus menggali keterangan dari berbagai pihak untuk menggali fakta-fakta tambahan.

Usai menerima keluarga enam laskar FPI, pada hari yang sama Komnas HAM langsung melanjutkan penyelidikan ke Mapolda Metro Jaya.

Di sana Komnas HAM melakukan pemeriksaan mobil yang ditumpangi laskar FPI dan polisi saat bentrok di tol Cikampek.

Baca juga: Komnas HAM Datangi Polda Metro, Periksa Mobil Polisi dan Laskar FPI

"Penting bagi kita semua memastikan bahwa penggunaan kewenagan tidak boleh berlebihan," ujar Choirul Anam.

Versi polisi dan FPI

Penembakan terhadap enam anggota laskar FPI ini terjadi pada Senin (7/12/2020) dini hari di tol Jakarta-Cikampek. Ketika itu, para laskar FPI mengawal rombongan pemimpinnya Rizieq Shihab.

Dalam rekonstruksi pada Senin (14/12/2020) dini hari, polisi menggambarkan bahwa anggota laskar FPI yang terlebih dahulu menyerang dan menembak polisi saat kejadian.

Dua anggota laskar FPI tewas setelah baku tembak. Kemudian, empat anggota laskar FPI lainnya ditembak setelah mencoba merebut senjata polisi di mobil.

Bareskrim Polri mengungkapkan, total terdapat 18 luka tembak di enam jenazah anggota laskar FPI.

Selain itu, tidak ada tanda kekerasan yang ditemukan pada keenam jenazah. Polisi mengatakan, hasil rekonstruksi belum final. Tak menutup kemungkinan dilakukan rekonstruksi lanjutan apabila ada temuan baru.

Di sisi lain, pihak FPI sebelumnya telah membantah anggota laskar menyerang dan menembak polisi terlebih dahulu.

FPI menyebut polisi tak berseragam dengan sejumlah mobil lebih dulu melakukan pengadangan.

Oleh karena itu, laskar pengawal Rizieq berusaha menyingkirkan mobil yang tak diketahui identitasnya tersebut.

FPI juga memastikan, anggota laskar tidak dilengkapi senjata api.

"Kami menghimbau untuk hentikan semua rekayasa dan fitnah. Mereka keenam korban hanya para pemuda lugu yang mengabdi kepada gurunya, menjaga keselamatan gurunya," kata Munarman, Sekretaris Umum FPI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com