Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Protokol Ibadah Natal di Gereja Katolik Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda Tangerang

Kompas.com - 24/12/2020, 21:24 WIB
Muhammad Naufal,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Tidak seperti pelaksanaan misa biasanya, Gereja Katolik Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda (HSPMTB), Kota Tangerang memiliki beberapa peraturan baru.

Kevin Deniswara, Sekretaris Dewan Harian Gereja Katolik HSPMTB, mengaku ada beberapa perbedaan di misa tahun ini. Perbedaan ini disebabkan oleh protokol kesehatan yang diterapkan secara ketat.

Sebelum pandemi, gereja ini bisa menampung 2.000 orang setiap misa. Bahkan bisa mencapai 7.000 orang jika area ibadah di gereja ditambah dengan tenda. 

Namun kini kapasitasnya berkurang jauh hanya 200 orang saja. 

"Yang tadinya kita menampung hingga 2.000 orang, kita hanya 200 orang saja," ungkap Kevin, Kamis (24/12/2020).

Ia berujar, penerapan protokol kesehatan di gereja tersebut mengikuti kebijakan Keuskupan Agung Jakarta.

Baca juga: Warga Diingatkan Tak Kumpul-kumpul Usai Ibadah Natal di Gereja

"Kita menggunakan sistem kode QR. Jadi sebelum datang ke misa, tiap umat yang mau hadir harus daftar terlebih dahulu," jelasnya.

Batas usia juga ditetapkan oleh pihaknya, yakni rentang usia 18 hingga 59 tahun.

"Perbedaannya selain itu, proses masuk dan keluar gereja diatur. Sebelum masuk juga dicek suhu terlebih dahulu," paparnya.

Setelah Misa selesai, seluruh umat yang hadir dilarang melakukan swafoto atau aktifitas foto lain di area gereja.

"Biasanya setelah misa, kan banyak umat ingin foto dengan dekorasi yang ada. Tapi, sekarang tidak boleh. Sangat kami imbau agar tiap umat langsung pulang setelah Misa," urainya.

Satu hal yang menurutnya sangat berbeda, yaitu proses salam damai. Ia mengaku, Gereja Katolik HSPMTB terkenal dengan proses yang dilakukan saat misa tersebut.

Baca juga: Wali Kota Airin: 102 Gereja di Tangsel Gelar Misa Natal Tatap Muka

"Kami terkenal dengan salam damai.  Salam damai sekarang dilakukan dengan mengatupkan tangan," katanya.

Tak hanya itu saja, pihak Gereja Katolik HSPMTB turut menyediakan oxymeter dan menurunkan beberapa dokter di setiap pelaksanaan Misa.

"Ada tenaga medis yang standby. Jadi semua di bawah penanganan medis," ucapnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com