Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Jakarta Minta Pedagang Daging Tak Mogok Jualan: Kasihan Pelaku Usaha Kecil

Kompas.com - 19/01/2021, 17:33 WIB
Singgih Wiryono,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Plt Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (DKPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati meminta agar pedagang daging tidak mogok berjualan.

Dia mengatakan, mogok jualan dari para pedagang daging akan mengakibatkan industri kecil rumahan yang menggunakan bahan baku daging ikut terganggu.

"Karena kasihan para pelaku usaha Kecil yang menggantungkan bahan baku daging sapi seperti penjual bakso," tutur Suharini saat dihubungi melalui pesan singkat, Selasa (19/1/2021).

Suharini mengatakan, rencana aksi mogok pedagang daging sapi akan berlangsung selama tiga hari terhitung mulai besok, Rabu 20 Januari sampai dengan Jumat 22 Januari 2021.

Baca juga: Daging Mahal, Asosiasi Pedagang Daging Jadetabek Mogok Jualan 3 Hari

Adapun alasan utama mogok dagang tersebut, kata Suharini, dikarenakan kenaikan harga daging di Indonesia, khususnya di daerah DKI Jakarta.

Suharini mengatakan, apabila aksi mogok berjalan sesuai dengan rencana Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) selama tiga hari, DKPKP akan menyiapkan stok daging sapi beku.

"Stok daging sapi beku di Jakarta yang tersimpan di Bulog DKI Jakarta Banten, PD. Dharma Jaya, Importir cukup untuk mencukupi kebutuhan daging sapi saat aksi mogok terjadi," tutur Suharini.

Dia juga mengatakan sudah berkoordinasi dengan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Bulog Jakarta-Banten, dan BUMD DKI Jakarta untuk kemungkinan melakukan operasi pasar daging sapi beku.

Baca juga: Mogok Jualan, Pedagang di Pasar Anyar dan Pasar Lama Tangerang Berharap Harga Daging Sapi Turun

"Namun ini alternatif terakhir Pemprov akan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait agar aksi mogok tidak terjadi," kata Suharini.

Sebelumnya, Sekertaris Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI Jakarta, Tb Mufti Bangkit mengatakan APDI se-Jabodetabek sepakat untuk melakukan aksi mogok selama empat hari terhitung hari ini 19-22 Januari 2021.

Mufti mengatakan, alasan utama dilakukannya mogok jualan tersebut lantaran harga daging sapi di rumah pemotongan hewan semakin meningkat.

Dia menjelaskan, saat ini harga perkilogram potongan sapi yang belum dipisah antara tulang dan kulitnya sebesar Rp 95.000 dan dinilai terlalu tinggi untuk dijual kembali ke pasar.

"Ditambah cost produksi, ekspedisi total sudah Rp 120.000 lah. Sedangkan harga eceran tertinggi ditetapkan pemerintah Rp 120.000. Belum karyawan, belum pelaku pemotong sendiri kan harus anak istri di rumah," kata Mufti saat dihubungi melalui telepon.

Itulah sebabnya, kata Mufti, kenaikan harga daging tersebut bukan malah menguntungkan pedagang daging, malah membuat pedagang merugi. Sehingga APDI memutuskan untuk melakukan mogok jualan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com