Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sopir Angkot yang Dibayar Rp 200, Mengaku Ikhlas dan Enggan Marah

Kompas.com - 08/02/2021, 18:53 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, media sosial dihebohkan dengan video rekaman berisi adegan seorang sopir angkot yang hanya dibayar Rp 200 oleh penumpangnya.

Peristiwa itu direkam oleh salah satu penumpang lainnya dan viral di media sosial.

Sopir angkot itu tampak sudah berusia tua. Dia sempat beradu argumen dengan penumpangnya, yang duduk di jok depan.

Penumpang tersebut terdengar menolak membayar ongkos yang disebutkan oleh sang sopir. 

Baca juga: Video Viral Selebgram Helena Lim Dapatkan Vaksin Covid-19, Kasudinkes: Dia Bekerja di Apotek

Penumpang itu memberikan uang sebesar Rp 5.000 tetapi menolak dikembalikan sebesar Rp3.000. Penumpang itu hanya mau dikembalikan Rp 4.800 alias hanya ingin membayar Rp 200 untuk ongkos naik angkot.

"Ini Rp 3.000," kata sopir angkot.

"Enggak Rp 3.000 dong," balas penumpang angkot.

"Berapa maksudnya saya kembaliinnya?" tanya sopir angkot.

"Ya Rp 4.800," jawab kembali si penumpang.

"Astagfirullahaladzim. 200 perak berarti?" balas si sopir angkot.

"Ya iya dari situ," ujar si sopir angkot.

"Ya sudah enggak usah bayar. Enggak apa-apa," balas si sopir angkot.

"Ya sudah," kata si penumpang.

Kompas.com kemudian menghubungi sopir angkot tersebut. Dia bernama Musa, usianya 68 tahun.

Musa menyebutkan, peristiwa tersebut terjadi pada 20 Januari 2021 lalu, sekitar pukul 10.00 WIB.

Baca juga: Asuh Balita 2 Tahun Sambil Narik Angkot, Ini Kisah Andi Amin yang Diviralkan Penumpangnya

Musa menceritakan, saat itu penumpang tersebut naik di dekat SMP 97 dan turun di Puskesmas Kalisari. Jarak dari SMP 97 ke Puskesmas Kalisari sekitar satu kilometer.

"Sebenarnya kalau dekat itu, bayarnya kesadaran saja. Dia kan naik satu kilometer. Tarif wajarnya Rp 3.000 tapi saya tarik Rp 2.000 saja. Dia enggak mau. Maunya bayar Rp 4.800. Ongkos Rp 200 perak, ya keterlaluan. Saya bilang enggak usah bayar," kata Musa saat dihubungi.

Musa mengaku ikhlas tak dibayar, daripada menerima Rp 200. Ia tak mau marah menghadapi penumpang yang membayar tak sesuai dengan tarif.

"Saya sudah ikhlas saja. Semoga rezeki saya lebih gede. Kalau yang lain mungkin pasti kan marah biasanya. Saya ini umur 68 tahun. Saya kalau ribut, malu sama anak muda. Saya juga mikir di jalan," ujar laki-laki beranak empat dan lima cucu.

Rute angkot yang ditempuh Musa adalah Kalisari-Pasar Rebo. Mobil yang dikendarainya adalah mobil pribadi.

Saat peristiwa penumpang membayar Rp 200 terjadi, di dalam angkot hanya ada dua penumpang. Satu di bagian depan, satu di bagian belakang.

Baca juga: Kisah Tenaga Medis RS Wisma Atlet Menikah secara Virtual karena Positif Covid-19

Musa menduga, penumpang tersebut tak memiliki uang sehingga hanya ingin membayar Rp200. Ia pun tak pernah melihat penumpang itu sebelumnya.

"Semenjak kejadian itu, saya enggak pernah lihat lagi. Itu penumpang sebelumnya saya enggak pernah lihat," tambah Musa yang sudah menarik angkot sejak tahun 1975.

Tiba-tiba viral

Musa (68), sopir angkot rute Kalisari - Pasar Rebo yang dibayar Rp200 oleh penumpang angkotnya pada Rabu (20/1/2021) pagi. Musa kemudian tak mau menerima dan mengikhlaskan uang tersebut.Dok. Pribadi Musa (68), sopir angkot rute Kalisari - Pasar Rebo yang dibayar Rp200 oleh penumpang angkotnya pada Rabu (20/1/2021) pagi. Musa kemudian tak mau menerima dan mengikhlaskan uang tersebut.

Musa tak menceritakan peristiwa itu ke keluarganya. Musa hanya bercerita ke rekan-rekan sopir angkot lainnya.

Keesokan harinya, video Musa hanya dibayar Rp 200 viral di media sosial. Anak Musa kemudian melihat video tersebut dan memberitahu ayahnya.

"Anak saya bilang bapak viral di media sosial," kata Musa.

Semenjak viral, banyak penumpang yang bertanya kepada dirinya. Penumpang kenapa Musa hanya ikhlas dan tak marah.

Rekan-rekan sopir angkot Musa pun juga bingung mengapa ia tak marah ketika dibayar Rp 200. Rekan-rekan Musa marah kenapa Musa hanya terkesan diam.

"Saya kalau bilang dari awal mau numpang karena ga ada uang, saya gapapa," ujar laki-laki asli Betawi tersebut sambil tertawa.

Ia kemudian tetap mencari nafkah dengan membawa mobil Suzuki Futura 2003. Di tengah pandemi Covid-19, Musa tetap menggantungkan hidup dengan membawa angkot.

"Memang saya sedang diuji sama Allah. Kita ga tau. Itu mungkin ujian buat saya. Saya cuma bisa bilang astagfirullah," ujar Musa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com